Bagikan:

JAKARTA - Polisi Korea Selatan menyelidiki kematian lebih dari seribu kucing liar, yang kebanyakan karena racun tikus di daerah Sintanjin, Daejeon. Beberapa warga di lingkungan itu menduga ada seseorang yang sengaja membunuh kucing di sana sejak 2008.

Menurut laporan KBS pada Hari Senin, kucing-kucing itu telah diracuni dengan potongan ayam yang tersisa sebagai umpan. Seekor kucing ditemukan mati di kawasan pemukiman hanya beberapa langkah dari tumpukan sampah, tempat dua potong ayam dilapisi bubuk biru (racun).

Polisi membawa bangkai dan daging yang tercemar ke Badan Karantina Hewan dan Tumbuhan untuk dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semuanya mengandung tanda-tanda rodentisida.

"Salah satu warga masyarakat mengatakan, seekor kucing liar yang biasa dia rawat mati mendadak. Selama beberapa hari, dia mengatakan dia tidak bisa makan karena kesedihan," kata laporan itu seperti dilansir Koreatimes, Selasa 4 Mei. 

ilustrasi kucing
Ilustrasi Kucing. (Wikimedia Commons/Jennifer Barnard)

Sebuah kelompok aktivis lokal untuk kucing liar di Daejeon, Korea Selatan telah mencari dan mengumpulkan daging beracun tersebut. Terlepas dari upaya mereka, dua kucing ditemukan mati pada Bulan April dan tiga pada bulan sebelumnya. Potongan ayam bubuk biru ditemukan di dekat semua kucing yang mati itu.

Salah satu anggota kelompok mengatakan, mereka menemukan lebih dari 30 potongan daging beracun setiap hari dan telah melihat lebih dari 1.000 kucing mati selama 13 tahun terakhir di daerah tersebut.

Polisi mengatakan sedang memelajari rekaman dari kamera keamanan yang dipasang di sekitar area tersebut. Mereka juga mengatakan, sedang mencari orang yang membeli rodentisida sekitar sebulan yang lalu dari toko obat setempat.

Sebuah petisi yang menyerukan pihak berwenang untuk menemukan dan menghukum pembunuh kucing di situs web Cheong Wa Dae telah mengumpulkan lebih dari 43.000 tanda tangan.

"Saya ingin bertanya kepada polisi, kejaksaan, kantor kota dan kantor distrik. Apakah menurut Anda pembunuhan kucing yang gigih ini tidak serius?" tanya pemohon. 

"Apakah Anda ingin tinggal di dekat orang yang terus menyebarkan ayam beracun di sekitar lingkungan Anda?" tegas pemohon petisi lainnya.