MEDAN - Pemko Medan mendapat bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Musim Mas berupa 110 tong sampah. Tong sampah ini mendukung program kebersihan.
"Atas nama Pemkot Medan saya ucapkan terima kasih PT Musim Mas. Bantuan ini, wujud dukungan mengatasi permasalahan sampah di Medan," ujar Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman, Rabu, 28 April.
Saat ini, kata Aulia, Pemko Medan memberi tanggungjawab persoalan kebersihan, termasuk penanganan sampah kepada pihak kecamatan secara penuh di wilayah masing-masing.
Namun, lanjut Aulia, setiap camat juga harus melakukan koordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan.
"Tong sampah ini, dapat membantu program prioritas Pemko Medan di bidang kebersihan," kata Aulia yang juga politikus Gerindra ini.
General Manager Corporate Affair Musim Mas, Gunawan Siregar, mengaku, pihaknya memberikan CSR karena selama ini bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Medan.
"Kami selama ini telah dibina DLH, baik pembinaan atau pengawasan lingkungan dan ke masyarakat," katanya dikutip Antara.
Predikat Kota Terjorok
Wali Kota Medan Bobby Nasution membeberkan predikat Medan sebagai kota terjorok tahun 2019. Bobby bertekad mengubah predikat ini dengan membangun tata kelola sampah terpadu.
Bobby Nasution mengatakan, TPA di Medan masih menggunakan sistem open dumping. Hal ini yang menjadi salah satu faktor penilai terbesar yang menyebabkan Medan menjadi kota terjorok tahun 2019.
Bobby Nasution mengubahnya menjadi sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
Selain itu, Pemko Medan mengupayakan ada TPA regional sekaligus berkolaborasi langsung dengan Bupati Deli Serdang.
“Sehingga saat ini ada lahan seluas 16,3 hektare di Desa Sumbul Sinembah Tanjung Mulia Hilir Deli Serdang untuk dijadikan TPA regional,” katanya.
BACA JUGA:
Bobby Nasution memenag tidak bosan mengingatkan warganya untuk membuang sampah pada tempatnya, bukan di sungai atau di parit. Hal ini untuk mendukung upaya normalisasi sungai dan drainase Kota Medan.
"Membuang sampah sembarang menjadi masalah yang sering menjadi topik perbincangan. Edukasi dan sosialisasi merupakan salah satu jalan guna menyukseskan program normalisasi sungai dan drainase agar permasalahan banjir dapat segara terselesaikan," kata Bobby.
Dengan dukungan dan kerja sama masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, kata dia, selain mendukung program normalisasi sungai, juga berdampak baik pada masyarakat. Yakni dengan normalnya aliran sungai, maka banjir tidak akan terjadi.
"Tentunya hal ini diperlukan dukungan serta tindakan dari seluruh masyarakat Kota Medan, dengan berkolaborasi dari seluruh pihak mari kita berhenti membuang sampah sembarang serta menjaga kebersihan drainase dan sungai." kata suami Kahiyang Ayu ini.