Bagikan:

JAKARTA – Sebagai platform penyedia jasa yang sangat populer di Indonesia, Gojek berusaha melindungi penggunanya, khususnya wanita, dari berbagai kasus pelecehan yang bisa terjadi di mana saja. 

Josefhine Chitra, Head of Corporate Communication GoTo, menjelaskan langkah pertama mereka dalam melindungi pengguna dari kasus pelecehan adalah dengan menyediakan tombol darurat di aplikasi Gojek. 

Tombol ini bisa diakses saat pengguna sedang dalam perjalanan bersama driver, baik itu Goride maupun Gocar. Jika pengguna kesulitan dalam mencari tombol darurat, mereka juga bisa melaporkan kasusnya setelah perjalanan berakhir. 

"Misalnya mau lapor setelahnya, saat dilaporkan ada harassment, itu akan masuk tier customer care kita yang paling tinggi. (kasus ini akan) dilayani dengan spesifik bersama team yang sudah kita latih," kata Josefhine saat menghadiri webinar AI untuk Perempuan, Sabtu, 15 Maret. 

Josefhine pun menjelaskan mereka selalu menangani laporan berdasarkan tier atau tingkatannya. Saat pengguna mengatakan mereka mengalami pelecehan, kasus ini akan langsung ditangani karena masuk ke tingkatan tertinggi. 

Gojek tidak hanya memaksimalkan fiturnya untuk membantu pengguna dalam melaporkan kasus pelecehan, tetapi juga melatih tim customer care untuk menangani isu sensitif dengan hati-hati. Mereka akan diminta untuk menanyakan kasus tanpa men-trigger korban. 

Selain itu, Gojek juga bekerja sama dengan UN Women, bagian dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Melalui kerja sama ini, UN Women memberikan training mengenai cara menangani kasus pelecehan. 

"Kita pernah refresh training sama tim UN Women untuk memastikan tim kami sangat terlatih. (pelatihan ini perlu) karena keluhan di setiap layanan pasti berbeda. Jadi, kalau ada laporan pelecehan, itu akan langsung masuk ke level penanganan tertinggi," ujar Josefhine.