Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai TNI perlu melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam membantu proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali.


Sebab menurutnya, BPPT mempunyai kemampuan teknologi kelautan yang memadai untuk dapat digunakan dalam proses pencarian dan evakuasi kapal selam buatan Jerman itu.



"BPPT sangat berpengalaman dengan teknologi kelautan. Beberapa kali sudah terlibat melakukan tugas pencarian kecelakaan pesawat yang jatuh ke laut," ujar Mulyanto kepada wartawan, Jumat, 23 April.

Politikus PKS itu mengatakan, sebagai negara bahari, Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan teknologi dan SDM kelautannya. Dikatakannya, pemerintah perlu menyusun rencana pengembangan kemampuan teknologi kelautan tersebut, agar semakin dapat diandalkan. 

Nantinya, kata Mulyanto, kemampuan teknologi ini dapat dimanfaatkan dalam mengelola sumber daya kekayaan laut. Termasuk untuk tugas perbantuan kasus-kasus kecelakaan di laut.

"Dalam kasus hilangnya KRI Nanggala kita perlu mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki dan harus bekerja cepat untuk menyelamatkan awak yang ada di dalamnya. Ini soal kemanusiaan. Perlu kerjasama dari semua pihak yang berkompeten, dan BPPT memenuhi kualifikasi itu," tegas mantan Sekretaris Kemenristek itu.

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riadi mengatakan KRI Rimau mendeteksi satu titik magnet yang sangat kuat di wilayah pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang sejak Rabu, 21 April.

Adapun temuan ini akan ditindaklanjuti dengan mengerahkan KRI Rigel yang saat ini sudah berada di dekat lokasi pencarian.

"Diharapkan siang atau sore hari ini (KRI Rigel, red) bisa segera merapat sehingga langsung bisa established atau membangun dan merencanakan kegiatan pencarian lebih detail," kata Achmad saat jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat, 23 April.