Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah kabar terkait proses pencarian kapal selam Nanggala-402 bermunculan, termasuk kabar kapal ini telah ditemukan. Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad meminta semua pihak tak membuat analisa terlalu jauh sebab kapal selam ini masih dalam pencarian.

"Jadi saya tegaskan kembali berbagai berita yang disampaikan sudah ditemukan 21 jam itu sebenarnya belum bisa digunakan sebagai dasar," kata Achmad dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Puspen TNI, Kamis, 22 April.

Ada sejumlah isu yang diluruskannya terkait penemuan kapal tersebut. Salah satunya, adanya laporan yang menyebutkan adanya pergerakan di bawah air yang dideteksi oleh KRI RE Martadinata.

"Ada berita kedua juga lagi, di samping laporan temuan lagi, KRI REM melaporkan secara lisan telah terjadi deteksi di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot kontak tersebut kemudian hilang, sehingga mati tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," ungkapnya.

Dia menegaskan, seluruh laporan ini tak bisa menjadi rujukan jika kapal selam buatan Jerman tersebut telah ditemukan. 

"Laporan KREM (KRI RE Martadinata) itu tidak bisa digunakan data atau kedudukan lokasinya KRI Nanggala ditemukan. Jadi masih dilakukan pencarian," tegasnya.

Sehingga dia berharap semua pihak untuk bisa menahan diri. "Jangan membuat analisa dan memberitakan yang belum dipastian kebenarannya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, TNI AL menduga terjadi gangguan saat KRI Nanggala-402 saat menyelam statis di perairan Bali. Kondisi ini membuat KRI Nanggala-402 tak terkendali hingga akhirnya hilang kontak.

“Kemungkinan saat menyelam statis terjadi blackout sehingga kapal tidak terkendali dan tidak dapat dilaksanakan prosedur kedaruratan. Seharusnya ada tombol darurat untuk menghembus supaya kapal bisa timbul ke permukaan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter,” demikian keterangan Dinas Penerangan TNI AL, Rabu, 21 April.

KRI Nanggala-402 sebelumnya meminta izin menyelam di perairan Bali pada pukul 03.00 WIB, Rabu, 21 April. Rencananya kapal selam ini akan melaksanakan penembakan untuk gladi resik pelatihan. Namun KRI Nanggala-402 hilang kontak. 

Pencarian dilakukan dengan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402. Tapi hasilnya nihil. 

Sementara pada pukul 07.00 WIB, pencarian dilakukan lewat udara. Terlihat tumpahan minyak di lokasi KRI Nanggala-402 menyelam. 

“Terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402,” sambung Dispen TNI AL.