JAKARTA - Kementerian Pertahanan Ukraina meluncurkan program perekrutan bagi kaum muda pada Hari Selasa, mendorong kaum muda berusia 18 hingga 24 tahun untuk bertugas di militer selama setahun dengan gaji setara 24.000 dolar AS dan bonus besar.
Dengan jumlah angkatan bersenjata Ukraina yang jauh lebih sedikit dibandingkan Rusia di garis depan perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan minggu lalu, program perekrutan akan segera diluncurkan.
Di bawah tekanan untuk membawa lebih banyak tentara ke militer, Parlemen Ukraina tahun lalu menyetujui undang-undang baru tentang mobilisasi yang mengurangi usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun dan memberikan hukuman bagi siapa pun yang menghindari panggilan.
"Ubah hidup Anda dalam setahun," sebuah video menarik di media sosial memberi tahu para calon muda dengan latar belakang tentara yang mengambil posisi dan menembakkan senjata. "Jika Anda berusia 18-24 tahun, Anda adalah warga negara Ukraina dan siap untuk berubah," dikutip dari Reuters 12 Februari.
Selain remunerasi yang dijanjikan sebesar 1 juta hryvnia (24.000 dolar AS), bonus besar juga ditawarkan plus subsidi hipotek dan sewa. Kontrak tersebut juga menawarkan pengecualian 12 bulan dari mobilisasi saat kontrak berakhir.
"Waktu adalah bonus," katanya.
"Keraguan adalah minus," lanjut unggahan itu.
Unggahan di media sosial menjanjikan para relawan "pelatihan militer profesional sesuai standar NATO dan tunjangan sosial yang tidak akan Anda temukan dalam pekerjaan sipil".
Dalam wawancara bulan lalu dengan podcaster AS Lex Fridman, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina memiliki 980.000 orang bersenjata.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan jumlah tentara Rusia untuk ditingkatkan sebesar 180.000 menjadi 1,5 juta prajurit aktif.
Perubahan pada rancangan undang-undang Ukraina terbukti tidak populer, dengan antusiasme terhadap upaya perang semakin terkikis oleh tugas panjang di garis depan dari para prajurit yang tidak mendapatkan cuti sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022.
Presiden Zelensky dan pejabat lainnya sendiri telah menolak seruan dari Amerika Serikat, pendukung Barat terbesar Ukraina, untuk mengurangi usia wajib militer lebih jauh lagi.
BACA JUGA:
Para blogger militer tampaknya menyetujui kampanye tersebut.
"Para pemuda dan pemudi belajar dengan cepat, beradaptasi dengan disiplin, menyerap ideologi unit, dan menemukan motivasi ketika mereka melihat hasil dari prajurit lain," kata Stanislav Buniatov, prajurit sukarelawan, dalam satu blog.
"Inisiatif tersebut menarik," tandasnya.