JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengkritik langkah terbaru Ukraina untuk merekrut pria berusia antara 18 dan 24 tahun untuk dinas militer dengan menawarkan sistem kontrak.
"Itu hanya tiket sekali jalan," diplomat Rusia itu mengatakan kepada Radio Sputnik, mengomentari keputusan Kementerian Pertahanan Ukraina untuk menawarkan pendaftaran kontrak bagi rekrutan berusia 18-24 tahun, dilansir dari TASS 13 Februari.
"Mereka (di Kyiv) telah memutuskan untuk mengeliminasi warga negara mereka sendiri yang berusia antara 18 dan 24 tahun. Ini adalah upaya mengerikan untuk menargetkan kelompok usia lain," katanya.
Menurut Zakharova, "memusnahkan orang-orang Ukraina telah menjadi salah satu tugas yang diberikan kepada (Volodymyr) Zelensky dari Ukraina oleh semua orang di belakangnya."
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Ukraina meluncurkan program perekrutan bagi kaum muda pada Hari Selasa, mendorong kaum muda berusia 18 hingga 24 tahun untuk bertugas di militer selama setahun dengan gaji setara 24.000 dolar AS dan bonus besar, seperti melansir Reuters.
Dengan jumlah angkatan bersenjata Ukraina yang jauh lebih sedikit dibandingkan Rusia di garis depan perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan minggu lalu, program perekrutan akan segera diluncurkan.
BACA JUGA:
Di bawah tekanan untuk membawa lebih banyak tentara ke militer, Parlemen Ukraina tahun lalu menyetujui undang-undang baru tentang mobilisasi yang mengurangi usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun dan memberikan hukuman bagi siapa pun yang menghindari panggilan.
Selain remunerasi yang dijanjikan sebesar 1 juta hryvnia (24.000 dolar AS), bonus besar juga ditawarkan plus subsidi hipotek dan sewa. Kontrak tersebut juga menawarkan pengecualian 12 bulan dari mobilisasi saat kontrak berakhir.
Presiden Zelensky dan pejabat lainnya sendiri telah menolak seruan dari Amerika Serikat, pendukung Barat terbesar Ukraina, untuk mengurangi usia wajib militer lebih jauh lagi.