JAKARTA - Raja Abdullah II bin Al-Hussein mengatakan Yordania siap menampung anak-anak Palestina yang sakit, saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Presiden Trump menerima Raja Abdullah II di Gedung Putih dan menggelar pertemuan di Ruang Oval pada Hari Selasa waktu setempat.
"Saya kira salah satu hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah membawa 2.000 anak yang menderita kanker atau dalam kondisi sakit parah ke Yordania secepat mungkin dan kemudian menunggu, saya kira, Mesir untuk menyampaikan rencana mereka tentang bagaimana kita dapat bekerja sama dengan presiden untuk mengatasi tantangan lainnya," katanya, dikutip dari Newsweek 12 Februari.
Diketahui, Presiden Trump sebelumnya meminta Mesir dan Yordania untuk menampung warga Palestina dari Gaza, menyusul perkataan untuk memindahkan mereka secara permanen saat bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu, mengatakan akan mengambil alih Gaza dan membangunnya kembali.
Dalam pertemuan di Gedung Puthi, Presiden Trump mengisyaratkan Ia tidak akan mengalah pada idenya yang melibatkan pemindahan penduduk Jalur Gaza dan mengubah wilayah yang dilanda perang itu menjadi apa yang disebutnya sebagai "Riviera Timur Tengah."
Raja Abdullah II seperti sebelumnya, menegaskan kembali posisi Yordania yang menolak pemindahan warga Gaza. Sikap yang sebelumnya juga diambil oleh Mesir.
Terlepas dari pandangan mitranya dari Yordania, Presiden Trump mengatakan Yordania, serta Mesir, pada akhirnya akan setuju untuk menampung penduduk Gaza yang mengungsi. Kedua negara bergantung pada Washington untuk bantuan ekonomi dan militer.
"Saya yakin kita akan memiliki sebidang tanah di Yordania. Saya yakin kita akan memiliki sebidang tanah di Mesir," kata Presiden Trump, dikutip dari Reuters.
"Kita mungkin punya tempat lain, tetapi saya pikir ketika kita menyelesaikan pembicaraan kita, kita akan punya tempat di mana mereka akan hidup dengan sangat bahagia dan sangat aman," tandasnya.
BACA JUGA:
Raja Abdullah II mengatakan, inisiatif Yordania akan membutuhkan kerja sama dari COGAT, badan militer Israel yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Cara terbaik untuk mengeluarkan (2.000 anak dari Gaza) adalah dengan helikopter untuk membawa mereka langsung ke lembaga kami," katanya, dikutip dari The Times of Israel.
"Beberapa negara mungkin juga ingin mengambil beberapa anak tersebut dan merawat mereka di rumah sakit mereka," tambahnya.