Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan Kanada dapat menghadapi tantangan politik jangka panjang dengan Amerika Serikat bahkan jika Kanada berhasil menghindari ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump

Trump sebelumnya mengatakan akan menunda penerapan tarif terhadap ekspor Kanada selama 30 hari dengan imbalan konsesi di perbatasan dan penegakan kejahatan, khususnya menindak penyelundupan fentanil.

Trudeau mengatakan tantangan utama Ottawa adalah meyakinkan Washington, Kanada melakukan semua yang mereka bisa untuk memerangi aliran fentanil.

Data publik menunjukkan 0,2% dari seluruh pasokan obat yang disita di AS berasal dari perbatasan Kanada.

Jika tarif diberlakukan, Kanada akan memberikan respons yang sama, namun tujuannya adalah menghapus kebijakan tersebut secepat mungkin.

“Refleksi strategis yang harus kita miliki saat ini adalah bagaimana kita bisa melewati, berkembang, dan tumbuh lebih kuat dalam empat tahun ke depan dan memasuki situasi politik jangka panjang yang lebih menantang dengan Amerika Serikat?" kata Trudeau dilansir Reuters, Jumat, 7 Februari.

Trump telah berulang kali menyatakan Kanada akan lebih baik jika setuju menjadi negara bagian AS yang ke-51.

Peter Navarro, penasihat perdagangan senior Trump, minggu ini mengatakan Kanada telah menjadi sumber utama pengiriman obat-obatan terlarang dalam jumlah kecil dan bebas bea, juga memiliki masalah visa yang "besar" dan membiarkan orang-orang yang termasuk dalam "daftar pengawasan terorisme" memasuki Amerika Serikat.

Kanada mengirimkan 75 persen dari seluruh ekspor barang dan jasa ke selatan perbatasan, sehingga sangat rentan terhadap sanksi AS.

Trudeau, yang menyuarakan keluhan lama dari komunitas bisnis, mengatakan hambatan perdagangan internal antara 10 provinsi menghambat perekonomian.

"Ini adalah salah satu momen dan peluang di mana...ada jendela yang terbuka karena konteks yang kita hadapi. Kita harus melompatinya," katanya.

Sebelum Trump mencabut ancaman tarifnya, warga Kanada membatalkan perjalanan ke selatan perbatasan, memboikot alkohol dan produk-produk AS lainnya, dan bahkan mencemooh tim Amerika di acara olahraga.