JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengungkap banjir di sejumlah titik sejak Selasa hingga Rabu, 28-29 Januari lalu terjadi karena cuaca ekstrem. Bahkan, curah hujan dalam beberapa hari ini tak berbeda jauh dengan kondisi banjir besar 2020 lalu.
Pada awal tahun 2020, curah hujan tertinggi saat banjir melanda di Jakarta sebesar 377 mm per hari, dan terendah 256 mm per hari.
"Pada tahun ini khusus nya pada 28 Januari 2025, itu curah hujannya di Jakarta sampai 368 mm kita amati di Stasiun Kemayoran, kemudian yang terendah 264 mm," kata Teguh usai meninjau posko pengungsian banjir di Semper Barat, Jakarta Utara, Kamis, 30 Januari.
Meski curah hujan terendah di 28 Januari 2025 masih lebih tinggi dibanding 2020 lalu, Teguh mengaku bersyukur dampak banjir kemarin tak lebih parah dari lima tahun lalu.
"Ini relatif lebih tinggi dibanding 2020, tapi kita bersyukur kalaupun dari sisi curah hujan ekstrem nya curah hujan sama bahwasanya musibah banjir tidak sama saat 2020," tutur dia.
Teguh menguraikan, dampak banjir kali ini bisa ditekan dengan sejumlah faktor, mulai dari kesiapsiagaan petugas penanggulangan banjir, hingga perbaikan fungsi saluran air utama dan pendukung.
"Walaupun belum maksimal, ini sudah berfungsi dengan baik dan sinergi berbagai pihak dengan baik termasuk juga para petugas perangkat daerah, perangkat wilayah, dan lain-lain," jelasnya.
Pemprov DKI sebelumnya telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada akhir tahun tanggal 7-9 Desember 2024 dan 12-15 Desember 2024. Dua tahap OMC yang telah dilaksanakan ini menunjukkan hasil positif, dengan pengurangan intensitas hujan mencapai 20 persen.
BACA JUGA:
Sementara itu, Teguh mengaku masih mempertimbangkan OMC untuk kembali menekan dampak banjir dalam waktu dekat, sambil berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Kalau berdasarkan data BMKG, hari ini hujan sedang-lebat. Hari ini kami masih belum melakukan OMC, tapi ke depan, kami sudah petakan untuk melakukan OMC apabila dipandang perlu," ungkap Teguh.
Dari hujan lebat yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya sejak dua hari lalu, sedikitnya 29 ruas jalan dan 35 RT di Jakarta sempat terendam.
Hujan juga menyebabkan kenaikan status Bendung Katulampa pada pukul 15.00 WIB menjadi Siaga 3 (Waspada), Pos Pantau Depok pada pukul 19.00 WIB menjadi Siaga 3 (Waspada).
Selain itu, Pos Pantau Pesanggrahan pada pukul 13.00 WIB menjadi Siaga 3 (Waspada), serta Pos Pantau Sunter Hulu pada Selasa 28 Januari pukul 17.00 WIB menjadi Siaga 3 (Waspada) dan pukul 18.00 WIB menjadi Siaga 2 (Siaga).
BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.