Bagikan:

JAKARTA - Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev,  mengatakan pada Jumat  sekitar 450.000 orang telah menandatangani kontrak untuk bertugas di tentara Rusia pada tahun 2024. Rusia ingin menarik jumlah tenaga kontrak tentara pada 2025.

Dilansir Reuters, Jumat, 24 Januari, Medvedev mengatakan dalam postingan yang sama di akun media sosial resminya, lebih dari 40.000 orang juga telah bergabung dengan brigade sukarelawan dan pergi berperang di Ukraina pada tahun 2024.

Sementara itu, kabar terbaru terkait perang Rusia-Ukraina, Moskoow menolak gagasan negara-negara NATO mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata. Rusia mengatakan tindakan seperti itu akan menyebabkan eskalasi yang tidak terkendali.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan gagasan tersebut sama sekali tidak dapat diterima negaranya.

Dilansir Reuters, Kamis, 23 Januari, dalam konferensi pers, Maria merujuk pada pernyataan terbaru Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius tentang kemungkinan negara mereka mengirmkan pasukan ke pasukan penjaga perdamaian di Ukraina.

Pistorius mengatakan dalam wawancara surat kabar pada tanggal 18 Januari, Jerman sebagai mitra NATO terbesar di Erop mempunyai peran dan masalah ini akan dibahas pada waktunya.

Sementara Starmer mengatakan pada 16 Januari, Inggris telah mendiskusikan gagasan pasukan penjaga perdamaian dengan sekutu lainnya.

“Kami akan memainkan peran penuh kami,” kata PM Inggris.

Rusia mengatakan pihaknya terbuka untuk berdialog dengan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan ia bermaksud mengakhiri perang dengan cepat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang ingin bertemu dengan Trump, mengatakan setidaknya 200.000 pasukan penjaga perdamaian Eropa akan dibutuhkan untuk mencegah serangan baru Rusia setelah adanya perjanjian gencatan senjata.