JAKARTA - Pemimpin spiritual Gereja Anglikan, Uskup Agung Canterbury Justin Welby, mengajak publik Inggris untuk berdoa bagi Ratu Elizabeth II atau menyampaikan belasungkawa di hati mereka kepadanya, sehari sebelum pemakaman suaminya, mendiang Pangeran Philip Mountbatten.
Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, yang telah menikah dengan Ratu Inggris sejak 1947, meninggal pada 9 April di Kastil Windsor pada usia 99, meninggalkan 'kehampaan besar' dalam hidup Ratu Elizabeth II.
Pada Hari Sabtu, upacara pemakaman kerajaan akan diadakan di Kapel St. George. Upacara akan pemakaman akan berlangsung lebih sederhana karena pembatasan COVID-19, namun tetap akan ada kemegahan tradisional.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby yang akan memimpin kebaktian bersama Dean of Windsor mengatakan, salah menilai bagaimana perasaan Ratu Elizabeth II yang berusia 94 tahun itu dari penampilannya di upacara tersebut.
"Dia adalah ratu, dia akan berperilaku dengan martabat luar biasa dan keberanian luar biasa yang selalu dia lakukan. Dan pada saat yang sama, dia mengucapkan selamat tinggal kepada seseorang yang telah dinikahinya selama 73 tahun," kata Welby, melansir Reuters, Jumat 16 April.
"Saya pikir itu pasti hal yang sangat, sangat mendalam dalam kehidupan setiap orang, dan saya berharap seluruh bangsa, jika mereka percaya akan hal itu, maka mereka berdoa untuknya. Jika tidak, maka mereka bersimpati dan, di dalam hati mereka, menawarkan belasungkawa kepadanya, dan harapan baginya untuk menemukan kekuatan di saat yang pasti merupakan saat yang menyedihkan," lanjutnya.
Ratu Elizabeth II belum pernah terlihat di depan umum sejak suaminya meninggal. Putra kedua Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Pangeran Andrew mengatakan, ibunya bersikap tabah dalam menghadapi kehilangan yang dia gambarkan sebagai telah meninggalkan kekosongan besar dalam hidupnya.
BACA JUGA:
Rencananya, upacara pemakaman kerajaan Hari Sabtu 17 April akan dimulai sekitar pukul 13.00 GMT. Hening cipta selama satu menit di seluruh Inggris akan diadakan pukul 14.00 GMT.