Anies Akui 99 Persen Kebutuhan Pangan Jakarta Dipasok dari Luar Daerah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedaan saat mengunjungi panen padi di Cilacap, Jawa Tengah (DOK Humas Pemprov DKI)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku 99 persen kebutuhan pangan warga Ibu Kota disuplai dari luar daerah.

Saat mengunjungi panen padi di Cilacap, Jawa Tengah, Anies menyatakan bersyukur BUMD Food Station bisa bekerja sama dengan produsen padi Gapoktan Sumber Makmur dalam pengadaan kebutuhan beras di Jakarta.

“Kolaborasi ini ikhtiar yang punya multiaspek, bagi kami di Jakarta 99 persen kebutuhan pangan dipasok dari luar dan kita memiliki ketergantungan yang amat tinggi dan Jakarta merasa bersyukur bisa bersama dengan Cilacap menyiapkan ketahanan pangan untuk warga di ibu kota,” kata Anies di Cilacap, Jumat, 16 April.

Anies menyebut, kegiatan panen bersama ini adalah kolaborasi antardaerah. Pemkab Cilacap dan Gapoktan Sumber Makmur berperan menyiapkan pengadaan lahan dan petani, sementara Pemprov DKI melalui Food Station melakukan beragam pendampingan kepada petani dan off taker produk pertanian.

Anies yakin kolaborasi ini akan saling menguntungkan pergerakan perekonomian di dua daerah. Sebab, menurutnya kebutuhan beras warga Jakarta akan terjaga, serta petani di Cilacap dapat meningkatkan kesejahteraannya.

“Kita berharap pergerakan perekonomian di Jakarta dirasakan sebagai manfaat di berbagai daerah melalui kerja sama ini, salah satunya panen padi untuk memenuhi kebutuhan warga di Jakarta. Pada ujungnya nanti kami berharap ada suasana keadilan sosial, yakni membuat masyarakat Jakarta memiliki beras harga terjangkau, dan yang paling penting petani di Cilacap merasakan peningkatan kesejahteraan,” jelas Anies.

Diketahui, kerja sama antara Food Station dengan Gapoktan Sumber Makmur Cilacap merupakan bentuk kolaborasi yang dinisiasi pada tahun 2018 dengan areal sawah seluas 250 hektar; pada tahun 2019 bertambah seluas 500 hektar; tahun 2020 seluas 850 hektar; dan target kerja sama pada tahun 2021 seluas 1.000 hektar. 

Dengan rata-rata produktivitas 5,7 ton/hektar dan memberikan potensi hasil 5.700 ton Gabah Kering Panen (GKP) atau 2.964 ton beras dengan Varietas Ciherang, Metik Wangi, dan Muncul.