JAKARTA - Komisi VIII DPR dan Kementerian Agama menetapkan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2025 sebesar Rp55,4 juta per jemaah. Biaya ini turun dibanding biaya pada musim haji tahun 2024 sebesar Rp56 juta.
Adapun Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan sebesar Rp 89.410.258 per jemaah. Biaya ini turun Rp4 juta dari tahun 2024 dari Rp93.410.286.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut penurunan BPIH dan Bipih tahun 2025 karena obsesi Presiden RI Prabowo Subianto. Dia mengatakan, Prabowo ingin biaya haji bisa meringankan beban jemaah.
“Saya hanya ingin menggarisbawahi beberapa poin yang sangat penting. Pertama, ini obsesi Presiden Prabowo kepada kami Kemenag dan BPH (Badan Penyelenggara Haji), bagaimana dapat diusahakan supaya beban jemaah nanti yang akan datang lebih diperingan tanpa mengurangi kualitas pelaksanaan haji,” ujar Nasaruddin usai Rapat Panja Haji Komisi VIII DPR, Senin, 6 Januari.
Nasaruddin mengungkapkan, biaya haji 2025 seharusnya mengalami kenaikan. Hal ini melihat dari anggaran belanja di Arab Saudi yang diprediksi naik pada 2025.
“Logikanya sebetulnya mestinya harus naik karena anggaran belanja kita di Saudi tahun ini diprediksi akan naik,” ungkap Nasaruddin.
“Kemudian juga kurs dollar juga kita lihat ada perkembangan dan ditambah lagi dengan berbagai macam kendala-kendala yang lain,” sambungnya.
Kendati demikian, Nasaruddin berharap penurunan biaya haji tahun 2025 tidak membuat kualitas pelayanan jemaah haji mengalami penurunan.
“Jangan sampai nanti terjadi penurunan kualitas pelayanan jemaah haji karena obsesi kami sebagai pemerintah adalah ada dua, pengabdian dan pelayanan. Jadi kami melakukan pengabdian dan pelayanan terhadap jemaah bukan pendekatannya bisnis,” kata Nasaruddin.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Ketua MPR sekaligus Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani berharap biaya pelaksanaan haji 2025 Masehi/1446 Hijriah turun dibanding biaya haji pada tahun lalu.
Muzani meminta, Komisi VIII DPR dan Kementerian Agama memangkas biaya haji agar lebih murah namun pelayanan bagi jemaah juga lebih baik sesuai keinginan Presiden Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo sangat menginginkan agar pelayanan haji bisa berjalan efektif, maksimal. Kemudian masa tunggu yang terlalu lama bisa diperpendek. Kemudian ongkos yang cukup, kalau bisa dipangkas lagi bisa lebih murah dengan pelayanan yang lebih bagus," ujar Muzani, Senin, 6 Januari.
"Karena itu beliau membentuk badan haji, yang dimaksudkan bisa memberi pelayanan yang lebih baik bagi para jamaah. Yang dimaksud pelayanan lebih baik adalah ongkos yang lebih baik dengan pelayanan yang lebih efektif karena itu (perlu) koordinasi yang lebih baik," sambungnya.