DIY - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul telah mengajukan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke pemerintah pusat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan, pengajuan untuk penanggulangan penyakit PMK pada hewan ternak yang kembali muncul akhir tahun 2024.
"Kita mengajukan ke pemerintah pusat, tapi belum ada, dan kapan akan diberikan kita tidak tahu, semoga saja dari pusat ada vaksin," katanya di Bantul, Minggu 5 Januari, disitat Antara.
Menurut dia, pengajuan vaksin untuk mencegah penularan kasus PMK pada ternak tersebut menyusul adanya penyakit tersebut pada ternak sapi di wilayah Bantul, hingga mengakibatkan kematian sebanyak 11 sapi milik peternak Bantul.
Joko menjelaskan, vaksin untuk mencegah PMK sebelumnya sudah diberikan bantuan dari asosiasi pedagang ternak sapi, namun baru sebanyak 250 dosis dan vaksinasi sudah dilakukan pada akhir Desember 2024 lalu.
"Kemarin sudah ada bantuan vaksin dari asosiasi pedagang ternak, untuk Bantul dapat sebanyak 250 dosis, padahal populasi sapi Bantul hampir 70 ribu ekor, jadi masih kurang banyak, sehingga masih butuh lagi," katanya.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, sambil menunggu vaksin PMK, pihaknya berharap, agar peternak sapi ketika membeli ternak jangan langsung dicampur dengan ternak lama, melainkan dikarantina dulu untuk memastikan tidak ada potensi penularan apabila sapi itu terkena PMK.
"Seandainya membeli ternak baru, jangan segera dicampur, namun diisolasi dulu, dipisah dengan yang lama sebagai antisipasi tidak terjadi penularan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kasus penularan PMK pada ternak di Bantul sempat muncul pada tahun 2022, kemudian hilang, namun pada akhir 2024 kembali muncul. Menurutnya, kondisi ini juga dialami di daerah lain.
"Jadi kasus PMK ini nasional, di daerah Gunungkidul sudah mati banyak, terus Jawa Timur juga banyak kasus. Jadi kami tidak bisa menilai. Namun harapan kami segera reda, tidak berkepanjangan," katanya.