BANTUL - Pemerintah Kabupaten Bantul bakal memprioritaskan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk sapi perah penghasil susu di daerahnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan, meski telah ditetapkan keutamaan vaksin, tapi hingga saat ini pihaknya masih menunggu berapa jumlah vaksin yang diperoleh dari pemerintah.
"Kita sudah mengusulkan vaksin PMK, tapi kita tidak tahu turunnya berapa, akan tetapi dari pemerintah pusat itu memprioritaskan sapi perah dulu," kata Joko di Bantul, dikutip dari Antara, Rabu 15 Juni.
Menurut dia, vaksin PMK diprioritaskan untuk sapi perah agar upaya meningkatkan ternak penghasil susu sapi lebih cepat.
"Karena sapi perah itu kan produksi langsung menurun drastis, dan untuk pemulihan produksi sapi perah waktunya lama. Kalau di Bantul sapi perah tidak begitu banyak, hanya 160 ekor yang di Bantul," katanya.
Meski demikian, kata dia, pihaknya juga telah mengusulkan vaksin PMK untuk sapi potong ke Kementerian Pertanian disamping untuk sapi perah, karena memang kasus PMK di daerah ini telah mencapai 973 kasus, dengan lima anak sapi atau pedet mati.
"Kalau sapi potong kita sudah usulkan, total populasi sapi Bantul sebanyak 72 ribu sekian, ada sapi bakalan, sapi dewasa, pedet-pedet (anak sapi) ada beberapa klasifikasi, tapi sudah kita usulkan semua," tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Joko mengatakan, untuk pencegahan wabah PMK makin meluas, pihaknya terus melakukan pengawasan ternak yang didatangkan dari luar daerah, dan melakukan penanganan khusus kepada ternak yang suspek PMK.
"Kalau kita tidak punya pos lalu lintas ternak, dan pos lalu lintas ternak itu kewenangan provinsi, kita hanya pengawasan di jalan jalan tikus, karena terus terang Bantul itu sapi banyak dari daerah Wonosari Gunung Kidul, Wonogiri (Jawa Tengah), kita juga pengetatan pengawasan di pasar hewan," tandasnya.