YOGYAKARTA - Sama seperti suhu orang dewasa, suhu bayi juga dapat berfluktuasi karena banyak faktor. Pada umumnya, suhu anak harus berada di antara 36,5°-37,5° C saat diukur dengan termometer oral. Jika suhu bayi ada di bawah 36,5° C, mereka dianggap mengidap hipotermia, atau suhu tubuh yang rendah.
Suhu tubuh yang rendah pada bayi tentu akan membahayakan, dan pada kasus yang cukup jarang dapat sebabkan kondisi yang fatal. Oleh karena itu, simak tanda-tanda hipotermia pada bayi di bawah ini.
Tanda-tanda Hipotermia pada Bayi
Selain suhu tubuh yang rendah ketika diukur dengan termometer, ada juga beberapa gejala hipotermia lain yang dapat dialami oleh bayi, antara lain:
- Menangis namun tak bertenaga.
- Kulit pucat dan terasa dingin.
- Bayi terlihat lesu.
- Kerap menolak menyusu akibat nafsu makan yang buruk.
- Bayi kesulitan bernapas.
Jika bayi mengalami gejala di atas, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Jika dibutuhkan, Anda juga dapat segera membuat janji dengan dokter untuk membawa bayi ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Bayi Alami Hipotermia?
Suhu tubuh yang rendah dapat menyebabkan kondisi yang serius. Ketika suhu bayi turun hanya satu derajat di bawah 36,5° C, maka penggunaan oksigen meningkat 10 persen sebagai upaya untuk menghangatkan tubuhnya kembali. Namun, peningkatan tersebut dapat memberi tekanan besar pada tubuh bayi.
Seperti yang sebelumnya disebutkan, dalam kondisi yang jarang, hipotermia bisa mengakibatkan kematian pada bayi. Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian yang dilakukan di Nepal mendapati bahwa bayi yang mempunyai suhu tubuh di bawah 34,5° C, hampir lima kali lebih mungkin meninggal dalam satu minggu kelahiran daripada mereka yang memiliki suhu lebih tinggi.
Jika Anda menduga bayi mempunyai suhu tubuh rendah, hal pertama yang harus Anda lakukan yaitu mengukur suhu tubuhnya. Pengukuran melalui rektum mungkin lebih akurat, tetapi jika Anda tidak mempunyai termometer rektal, Anda dapat memanfaatkan termometer aksila. Namun, jangan pernah menggunakan termometer aksila di rektum atau sebaliknya.
Jika bayi alami hipotermia, Anda tidak dapat meningkatkan suhu mereka dengan menambahkan pakaian, menggunakan panas tubuh dengan mendekapnya, atau membedongnya. Anda harus membawa bayi segera ke rumah sakit. Perawatan dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi serius. Sebab, suhu tubuh bayi yang lebih rendah dari 36,5° C meningkatkan beberapa risiko, antara lain:
- Infeksi.
- Kematian.
- Gangguan pernapasan.
- Gangguan pembekuan darah.
BACA JUGA:
Bayi kehilangan suhu panas lebih cepat daripada orang dewasa. Jika Anda melihat gejala hipotermia terjadi pada bayi, segera kenakan pakaian hangat di tubuhnya dan berikan cairan hangat dan bawa mereka ke rumah sakit. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati jika bayi lahir lebih awal atau prematur dengan berat badan lahir rendah. Ini karena mereka berisiko lebih tinggi untuk mengalami hipotermia daripada bayi yang lahir secara normal.
Demikianlah ulasan tentang tanda-tanda hipotermia pada bayi. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.