Bagikan:

YOGYAKARTA - Membedong bayi merupakan tradisi yang sudah turun-temurun yang seringkali dianggap sebagai cara efektif untuk membuat bayi merasa nyaman. Meskipun demikian, tidak banyak yang tahu soal berapa lama bayi di bedong.

Meski diyakini banyak memberi manfaat, di sisi lain ada kekhawatiran mengenai risiko yang mungkin timbul jika bayi dibedong terlalu lama. Artikel ini akan mengulas secara mendalam terkait durasi serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membedong bayi.

Apa Manfaat membedong bayi?

Dilansir dari laman RSUP Sardjito, membedong bayi adalah praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad, namun tetap menjadi topik yang diperdebatkan dalam dunia kesehatan anak.

Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa membedong dapat memberikan manfaat bagi bayi baru lahir, seperti mengurangi tangisan dan meningkatkan kualitas tidur.

Secara ilmiah dapat dijelaskan jika sensasi terbungkus dalam bedongan dapat mengingatkan bayi pada kondisi di dalam rahim, sehingga membuatnya merasa lebih aman dan nyaman.

Namun, praktik membedong juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan, terutama jika dilakukan secara tidak tepat. Pembedongan yang terlalu ketat dapat meningkatkan risiko SIDS, hipotermia, dan kesulitan bernapas.

Selain itu, membedong dapat menghambat perkembangan motorik bayi jika dilakukan terlalu lama atau terlalu sering.

Untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat, para ahli merekomendasikan untuk membedong bayi dengan teknik yang benar menggunakan kain yang lembut dan elastis.

Penting juga untuk memantau bayi secara teratur saat dibedong dan menghentikan praktik ini jika bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas atau tidak nyaman.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas 50 Nama Bayi Perempuan Inggris 3 Suku Kata Beserta Maknanya

Berapa Lama Bayi di Bedong?

Masih dari sumber yang sama, umumnya pembedongan bayi disarankan hingga usia 4 bulan. Namun, jika bayi sudah mulai aktif tengkurap sebelum usia tersebut, sebaiknya pembedongan dihentikan.

Sementara itu, menurut Penelitian Pease dan tim menyarankan batas usia yang serupa, sementara American Academy of Pediatrics cenderung lebih konservatif dengan merekomendasikan penghentian pembedongan lebih dini

Dengan demikian, Anda tidak boleh sembarangan dalam membedong bayi. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diperhatikan orang tua saat membedong bayi:

  • Hindari membedong bayi saat kondisi tubuhnya panas, karena suhu tubuh bayi yang terlalu tinggi dapat membahayakan.
  • Selalu posisikan bayi terlentang setelah dibedong, karena posisi ini sangat penting untuk mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
  • Lakukan pembedongan setelah bayi selesai menyusu atau setelah sesi kontak kulit dengan ibu agar memungkinkan bayi merasa lebih nyaman dan tenang.
  • Jangan membedong terlalu ketat dan berikan ruang gerak yang cukup pada lengan dan kaki bayi agar mereka dapat bergerak bebas.
  • Bangunkan bayi dengan lembut saat waktu menyusui dan jangan biarkan bayi terlalu lama tertidur saat dibedong.
  • Pastikan bayi tidur di tempat tidur yang datar dan kokoh. Selain itu, hindari penggunaan bantal, boneka, atau benda-benda lembut lainnya di dekat bayi untuk mencegah risiko tercekik.
  • Hentikan pembedongan saat bayi berusia sekitar 3-4 bulan atau ketika bayi sudah mulai aktif bergerak dan mencoba tengkurap.

Meskipun demikian, jika Anda merasa ragu maka sebaiknya konsultasikan dengan tenaga kesehatan. Mereka dapat memberikan panduan yang lebih tepat mengenai teknik membedong yang aman dan sesuai dengan kondisi bayi Anda.

Selain berapa lama bayi di bedong, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!