Bagikan:

SLEMAN - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih menunjukkan intensitas tinggi.  

Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk periode 2 Januari 2025 pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat adanya aktivitas guguran lava.  

"Teramati enam kali guguran lava ke arah barat daya, yakni menuju Kali Krasak dan Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter," ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya pada Kamis, 2 Januari.  

Cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau mendung dengan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara berkisar antara 18-19 derajat Celsius dengan kelembapan 80-84%. Gunung terlihat tertutup kabut dengan tingkat kabut 0-III, dan asap kawah tidak teramati.  

Seismograf mencatat 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-54 mm dan durasi 15,65-132,22 detik. Selain itu, terdeteksi 13 kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm dan durasi 6,37-9,15 detik, serta tiga kali aktivitas vulkanik dangkal dengan amplitudo 18-33 mm dan durasi 12,13-12,94 detik.  

BPPTKG menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III (Siaga). Potensi bahaya mencakup guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, meliputi: Sungai Boyong; Sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng; Sejauh 7 km, Sektor tenggara: Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km, dan lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. 

BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di area yang masuk wilayah potensi bahaya. Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap ancaman lahar dan awan panas, terutama saat hujan, serta mengantisipasi dampak abu vulkanik yang dapat menyebar ke daerah sekitarnya.