JAKARTA - Pasukan keamanan di Somalia berhasil menghalau serangan pelaku bom bunuh diri ISIS di pangkalan militer di wilayah timur laut Puntland.
Ini adalah pertama kalinya ISIS melakukan serangan besar di negara tersebut, terjadi beberapa minggu setelah Somalia mengumumkan serangan besar-besaran terhadap ISIS dan kelompok Islam saingannya, al Shabaab yang terkait dengan Al Qaeda.
Dilansir Reuters, Selasa, 31 Desember, Kapten Yusuf Mohamed, perwira pasukan kontra-terorisme Puntland menyebut wakil ketua parlemen Puntland sedang mengunjungi pangkalan tersebut pada saat serangan terjadi.
Sembilan pelaku bom bunuh diri tewas dan beberapa tentara terluka.
Puntland State TV mengatakan di Facebook bahwa delapan pelaku bom bunuh diri termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan di dekat kota Dharjaale di wilayah Bari.
Kelompok ini secara resmi diakui sebagai provinsi ISIS di Somalia pada tahun 2017 dan bermarkas di daerah pegunungan Puntland. Selama bertahun-tahun, serangan ini dianggap sebagai ancaman keamanan kecil di negara Tanduk Afrika tersebut dibandingkan dengan Al Shabaab, yang menguasai sebagian besar Somalia selatan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok jihad Somalia telah mengubah dirinya menjadi bagian penting dari jaringan kelompok jihad di seluruh dunia, dengan pemimpinnya, Abdulqadir Mumin, yang dinobatkan sebagai pemimpin global oleh beberapa media.
BACA JUGA:
Analis keamanan mengatakan ISIS di Somalia semakin kuat karena masuknya pejuang asing dan peningkatan pendapatan melalui pemerasan terhadap bisnis lokal, sehingga menjadi “pusat saraf” kelompok tersebut di Afrika.
“Ini tampak seperti serangan pendahuluan untuk mengirimkan pesan sebelum serangan Puntland yang akan datang,” kata Jay Bahadur, salah satu direktur Scopus, konsultan investigasi yang berfokus pada kawasan.
“Jika ini termasuk bom kendaraan, nampaknya mereka secara langsung mencoba meniru taktik serangan kompleks Al Shabaab,” sambungnya.