Bagikan:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga merespons Juru Bicara DPP PDIP Guntur Romli yang mengatakan bahwa partainya berencana mengungkap video dugaan kasus korupsi yang melibatkan para petinggi negara.

Jamiluddin menilai, masyarakat tentu berharap video dugaan kasus korupsi itu segera di-publish. Sebab menurutnya, mayoritas masyarakat sudah muak terhadap perilaku koruptif, apalagi yang dilakukan petinggi negara.

"Kalau video itu dibuka, masyarakat akan mengetahui siapa saja petinggi negara yang diduga melakukan korupsi. Dengan begitu, masyarakat bisa mendesak aparat hukum, khususnya KPK, untuk memprosesnya sesuai hukum yang berlaku," ujar Jamiluddin, Sabtu, 28 Desember.

"Itu perlu dilakukan, karena di Indonesia berlaku no viral, no action," sambungnya.

Menurut Jamiluddin, perlu ada pembuka informasi mengenai orang-orang yang diduga koruptif agar masyarakat dapat memviralkannya melalui media sosial. Hal itu akan dilakukan masyarakat karena berharap semua koruptor mendapat hukuman seberat-beratnya.

"Kalau bisa seperti di China, para koruptor ditembak mati," katanya.

Namun Jamiluddin menilai, harapan itu agak sulit terwujud lantaran perilaku koruptif terkesan sudah menjadi mainan sebagian para elite. Mereka, kata dia, sudah tak malu melakukan korupsi baik sendiri maupun berjamaah.

"Celakanya, perilaku koruptif itu dilakukan dengan cara saling melindungi. Perilaku itu sengaja ditutupi selama mereka masih satu frekuensi. Bila frekuensinya sudah berbeda, barulah perilaku koruptif itu dibocorkan ke masyarakat," ucapnya.

Jadi, tambah Jamiluddin, perilaku korupsi sengaja didokumentasikan untuk digunakan ketika sudah tidak satu frekuensi lagi. Dokumentasi itu dijadikan alat sandera untuk membungkam atau menghancurkan orang yang sudah tidak satu frekuensi.

"Politik saling intai ini kiranya masih dominan di Indonesia. Satu dengan lainnya bisa saja tiba-tiba saling memangsa. Hal itu yang terjadi dalam perpolitikan di tanah air. Sesama elit saling sandera dan siap menelanjangi satu dengan lainnya," katanya.

"Bisa saja dalam waktu dekat ini kita akan menyaksikan banyak elite negeri yang ditelanjangi. Masyarakat akan jadi penonton elite yang telanjang. Menarik bukan," pungkas Jamiluddin.

Sebelumnya, Juru Bicara PDIP Guntur Romli menyebut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memiliki informasi dan bukti video terkait dugaan skandal korupsi yang melibatkan para petinggi negara dan elite politik di Indonesia. Salah satunya berkaitan dengan upaya kriminalisasi terhadap mantan calon presiden Anies Baswedan, yang sempat diperiksa KPK.

"Iya, itu benar adanya. Saya sudah menonton beberapa, beserta bukti-bukti yang valid, kuat, dan sah,” ujar Guntur Romli kepada wartawan, Sabtu, 28 Desember.

Guntur pun membeberkan alasan mengapa partainya baru berencana mengungkap video dugaan kasus korupsi yang melibatkan para petinggi negara. Menurutnya, puluhan video tersebut disiapkan sebagai perlawanan terhadap upaya kriminalisasi terhadap Sekjen Partainya, Hasto Kristiyanto yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka KPK.

"Kenapa baru sekarang? Sebagai perlawanan terhadap kriminalisasi," kata Guntur.