Gesturnya Disorot Saat Bagikan Kaos, Pengamat: Bahasa Tubuh Puan Jauh dari Klaim Partai <i>Wong Cilik</i>
Ekpsresi Puan saat bagi kaos ke warga (Foto: Tangakapan layar Youtube @metrotvnews)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani disorot publik lantaran raut wajahnya terlihat seperti orang marah saat membagikan kaos kepada masyarakat. Dalam video yang beredar di media sosial, cara Puan membagikan kaos dengan melempar juga dikritik. 

Di video, nampak Puan yang mengenakan pakaian hitam didampingi tiga pengawalnya. Warga disekitar pun ramai-ramai menghampiri Ketua DPP PDIP itu. 

Namun, raut wajah Puan terlihat datar seperti sedang marah saat di kerumunan. Publik pun menyayangkan sikap Puan dan mengaitkannya dengan pencapresan. 

Terkait hal itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan sikap Puan Maharani dalam video memang dikesankan berjarak dengan masyarakat.

Secara fisik, kata Jamiluddin, Puan memang bersama masyarakat tetapi tidak bisa menyatu.

"Bahasa tubuh Puan Maharani menunjukkan hal itu. Dengah raut wajah tanpa senyum mengesankan ketidakramahannya," ujar Jamiluddin di Jakarta, Rabu, 28 September. 

Kesan tersebut, lanjut Jamiluddin, juga terlihat ketika Puan bersama petani menanam padi di sawah. Meskipun mengenakan topi dan pakaian seperti petani, tapi kata dia, tetap saja Puan tidak mengesankan menyatu dengan petani.

"Hal itu kiranya aneh, mengingat Puan salah satu petinggi PDIP yang mengklaim partai wong cilik. Bahasa tubuhnya sangat jauh dari klaim partai wong cilik," ungkap Jamiluddin.

Sehingga menurut Jamiluddin, problem utama Puan adalah ketidaksinkronan antara bahasa verbalnya dengan bahasa tubuhnya. Sikapnya itu, kata dia, membuat Puan sulit diterima masyarakat.

"Jadi, meskipun popularitas Puan relatif tinggi namun elektabilitasnya tetap jeblok. Kiranya ketidaksinkronan itu menjadi salah satu penyebabnya," kata Jamiluddin. 

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengaku heran Ketua DPR RI Puan Maharani dinarasikan marah-marah ke masyarakat ketika membagikan kaos. 

Said pun membantah Puan marah ke masyarakat. Menurutnya, gestur itu ditujukan kepada pengawal pribadinya yang malah memegang kaos bukannya fokus menjaga dan mengawal. Said menegaskan, hal tidak mungkin jika Puan bertemu masyarakat sengaja dengan wajah marah-marah.

"Kemudian dibuat gimmick sedemikian rupa. Sudah lah, kita ini kalau mau berpikir sehat, apa iya turun ke masyarakat tiba-tiba marah-marah, muka ditekuk, apa iya?," kata Said, Selasa, 27 September.