JAKARTA - Perumda Pasar Jaya tetap melanjutkan penutupan kawasan Tanah Abang hingga 19 April mendatang. Awalnya, Tanah Abang bakal dibuka kembali pada hari ini. Namun, masa penutupan diperpanjang. Lorong kosong di salah satu pasar terbesar di Jakarta ini berlanjut.
Penutupan Tanah Abang mengikuti Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 361 Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Tanggap Darurat COVID-19 hingga 19 April. Oleh karenanya, tak boleh ada kegiatan sosial dengan jarak dekat selama masa tanggap darurat.
Para pedagang sendiri juga bersepakat menutup sementara kios berdagang mereka selama dalam masa tanggap darurat COVID-19.
"Sudah diputuskan untuk pembukaan yang direncanakan pada 6 April, kita tunda sementara sampai 19 April. Bapak Gubernur juga sudah memberikan teguran keras agar Pasar Tanah Abang ini tetap ditutup," kata Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasruddin saat dikonfirmasi, Senin, 5 April.
Penutupan kawasan ini meliputi Pasar Tanah Abang Blok A, Pasar Tanah Abang Blok B dan Pasar Tanah Abang Blok F. Hanya Pasar Tanah Abang Blok G saja yang masih buka seperti sebelumnya. Tapi, pedagang yang masih diperbolehkan hanya untuk berjualan jenis bahan pangan saja.
Hal ini diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
"Untuk pasar yang berjualan jenis bahan pangan tetap beroperasi normal dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar penduduk," ucap Arief.
Lebih lanjut, Anies telah mengeluarkan seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020 yang mewajibkan penggunaan masker kepada warga yang keluar dari rumah.
Oleh karenanya, Arief meminta para pedagang dan masyarakat yang ingin berbelanja ke pasar untuk selalu menggunakan masker kain dan bukan masker medis, mengingat masker medis diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Lesunya geliat UMKM
Ekonom Paul Sutaryono mengatakan, dampak dari penutupan sementara Pasar Tanah Abang akan berdampak pada ekonomi daerah dan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, pasar tersebut merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara di mana sasarannya tidak hanya dalam negeri tetapi juga mancanegara.
"Otomatis hal itu memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional dan tentu saja akan menekan pertumbuhan ekonomi daerah. Tetapi hal itu tidak dapat dihindari lagi untuk mencegah penyebaran COVID-19 tak semakin luas," ucapnya, saat dihubungi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengatakan, jika berbicara dari sisi kesehatan penutupan sementara Pasar Tanah Abang merupakan hal yang tepat. Sebab, penularan COVID-19 terjadi karena adanya kontak langsung.
Namun, kata Ikhsan, dari sisi ekonominya hancur lebur terutama UMKM. Apalagi, sejak bulan Januari dan Februari para pedagang sudah mengalami penurunan omzet karena sepi pembeli.
"Karyawan dirumahkan, tidak ada yang beli, tidak ada lagi omzet. Mati kan? Dari sisi kesehatan oke, tetapi ekonomi hancur lebur," tutur Ikhsan.
BACA JUGA:
Ikhsan berujar, saat ini pemerintah harus memikirkan bagaimana kompensasi untuk pelaku usaha UMKM di Pasar Tanah Abang yang tidak dapat lagi membuka tokonya.
"Saya bersyukur suara asosiasi UMKM kan didengar sama Pak Jokowi. Terutama terkait dengan industri keuangan perbankan dan non perbankan memberikan relaksasi satu tahun tidak bayar angsuran dan bunga. Permintaan kami juga terkait dengan listrik itu kan biaya yang wajib dikeluarkan setiap transaksi per hari. Tiap bulan kan harus kami bayarkan," katanya.
Apalagi, kata Ikhsan, yang menghantui para pengusaha saat ini adalah pembayaran gaji bagi karyawan. Sebab, penutupan sementara ini membuat pengusaha tidak memiliki kemampuan untuk membayarkannya.
"Termasuk bayar gaji pegawai, mungkin bulan ini masih bisa kita tanggulangi. Tapi bulan depan? tidak bisa. Karena tidak ada omzet," ucapnya.