Bagikan:

JAKARTA - Kepala Sekolah SMA 70 Jakarta Selatan (Jaksel), Sunaryo menduga motif pengeroyokan yang dilakukan 5 siswa senior kelas 12 terhadap junior kelas 10, tak lepas dari aksi pemalakan.

Kata Sunaryo, para pelaku berniat membuat geng (kelompok), lalu meminta jatah uang Rp50 ribu ke juniornya. Jika siswa menolak atau tidak memiliki uang dengan jumlah yang diinginkan, maka para pelaku akan mengambil handphone dan sepatu juniornya.

“Jadi kalau handphone mau kembali, harus serahkan uang Rp50 ribu. Pengakuannya (korban),” ucap Sunaryo kepad wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu, 18 Desember.

Sunaryo mengungkapkan bila pihak sekolah sudah mengambil tindakan seperti mengumpulkan para kepompok di sekolah untuk dibuatkan perjanjian. Namun sangat disayangkan aksi perundungan dan pemalakan kembali terjadi.

Sunaryo mengaku akan melakukan pengawasan ketat di SMA 70 Bulungan Jakarta Selatan pascakejadian ini.

Pihak Sekolah SMA 70 Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan akan mengeluarkan 5 pelajar dari sekolah sebagai sanksi atas kasus pengeroyokan terhadap juniornya, ABF.

“Tata tertib sekolah tetap kita terapkan. Iya, sudah kita keluarkan. Arahkan untuk dipindahkan ke satuan pendidikan lain, lima orang,” kata Kepala Sekolah SMA 70 Bulungan Jaksel Sunaryo kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu, 18 Desember.

Ia menyebut penindakan pengeluaran dari sekolahnya atau pemindahan itu terjadi setelah dilakukan pemeriksaan di sekolah.

Setelah mengetahui pengakuan dari para pelaku, pihak sekolah mengambil tindakan tegas yakni memindahkan kelima pelaku pada 20 Desember mendatang.

“Pertanggal 20 setelah bagi rapot semester ganjil,” ujarnya.