TANGERANG – Duka masih menyelimuti keluarga besar pasangan suami istri (pasutri) yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya, di Jalan Poncol Indah III, Ciputat, Tangerang Selatan.
Hamsah, salah satu anggota keluarga korban wanita, mengatakan bila AF dikenal orang yang baik namun tertutup. Sebab, AF rela untuk melakukan apapun demi menuruti permintaan anaknya meski kondisi ekonominya tidak stabil.
“Pendiam di situ saja, di rumah. Minta mainan apa diturutin sama bapaknya,” kata Hamsah saat ditemui di lokasi, Senin, 16 Desember.
“Dia memang pendiam, sama saudara juga gak banyak keluh susah,” sambungnya.
Hamsah mengungkapkan bila di dalam keluarga itu belum pernah ada keributan besar. Namun, ia tidak memungkiri bila ada ribut kecil dalam keluarga tersebut.
“Ribut-ribut kecil mah ada. Biasa rumah tanga. Tapi tetangga tidak ada yang tahu. Kalau cekcok pun tidak ada suaranya. Itu satu tembok itu gak ada yang tahu, ya misalnya kalau berantem gedebag-gedebug, gak ada,” ujarnya.
Menurut Hamsah, AF memiliki cara baik dalam mendidik anaknya. Ia menilai dari ucapan baik sang anak, AH, yang juga meninggal saat ditemukan.
BACA JUGA:
“Mendidiknya juga bagus. Anaknya sopan banget. Kalau ketemu ada ngomong salah atau apa. Ngomongnya maaf,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia sangat tidak menyangka dengan adanya kejadian seperti ini.
“Kalo pendiam kan berjalan saja di hati, kalo kita blakan-blakan, kan ketahuan ya. Kalau orang pendiam, tiba-tiba seperti itu. Kalau kita dikeluarin semua, biar lega,” ujarnya.
Hal senada dikatakan kakak korban, Yani. Ia menyebut suaminya cukup baik, karena dia menuruti permintaan keluarga. Salah satunya, dia telah mengajak keluarganya ke Ancol, Jakarta Utara dan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
“Dari kemarin dia jalan-jalan mulu. Ajak anak bini (istri) ke Ancol, kadang ke Monas. Rukun. Makanya saya juga heran kok bisa begini adik saya,” tutupnya.
Yani juga mengungkapkan sebelum ditemukan tewas, AF sempat didatangi debt collector. Namun, saat itu debt collector itu tidak berhasil menemukan AF dan YL.
“Waktu itu dateng debt collector, dia cari kemari alamatnya, kan alamatnya sama saya. Saya bilang sama adik saya, Mita (panggilan korban) kamu dicariin (debt collector). Kamu minjem duit? enggak kak. Ternyata lakinya,” kata Yani saat ditemui di lokasi, Senin, 16 Desember.