Bagikan:

JAKARTA - Ukraina perlu merekrut generasi muda untuk bergabung dengan militer, guna memenangi perang yang dilancarkan Rusia, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Hari Rabu.

Komentar Menlu Blinken mencerminkan pandangan yang berkembang di kalangan pejabat Barat, Kyiv sangat membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia serta uang dan amunisi untuk membalikkan kemajuan Rusia di medan perang. Saat ini, pengerahan wajib militer di Ukraina dimulai usia 25 tahun.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, dan saya sepenuhnya memahami dan menghormatinya," kata Blinken dalam wawancara dengan Reuters di markas NATO, Brussels, setelah menghadiri pertemuan dua hari para menteri luar negeri aliansi militer, seperti dilansir 5 Desember.

"Tetapi misalnya, melibatkan orang-orang muda dalam pertempuran, kami pikir, banyak dari kami pikir, itu perlu. Saat ini, orang-orang berusia 18 hingga 25 tahun tidak ikut dalam pertempuran," tambahnya.

Menlu Blinken mengatakan terserah kepada otoritas Ukraina untuk memutuskan cara terbaik, terkait pelibatan orang-orang muda dalam pertempuran.

antony blinken
Menlu AS Blinken. (Twitter/@SecBlinken)

Diketahui, sekutu Ukraina telah lama menghindari mengangkat isu tersebut ke publik, mengingat sensitivitas politik. Namun, komentar Menlu Blinken menunjukkan mereka sekarang berharap tekanan publik akan membuat Kyiv mempertimbangkan kembali penolakannya untuk memobilisasi orang-orang muda.

Isu tersebut menjadi lebih akut dengan masa depan dukungan AS untuk Ukraina yang tidak pasti, sementara Kyiv menunggu Presiden terpilih Donald Trump untuk menguraikan kebijakannya stentang perang tersebut.

Sementara itu, tanpa menyebutkan kelompok usia tertentu, Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte menyuarakan pandangan yang sama.

"Tentu saja, kita juga harus memastikan bahwa cukup banyak orang yang tersedia di Ukraina," kata Rutte kepada wartawan.

"Kita mungkin membutuhkan lebih banyak orang untuk bergerak ke garis depan," tandasnya.

militer ukraina
Ilustrasi militer Ukraina. (Wikimedia Commons/Ministry of Defense of Ukraine)

Terpisah, beberapa pejabat militer Ukraina mengakui secara pribadi kekurangan personel sangat parah, tetapi Kyiv telah menolak seruan untuk memperluas kampanye mobilisasinya, dengan mengatakan senjata yang dimilikinya tidak cukup untuk melengkapi pasukan yang sudah dimilikinya.

Menlu Blinken mengatakan, sekutu Kyiv akan memastikan semua yang dimobilisasi menerima pelatihan dan perlengkapan yang diperlukan.

"Komitmen yang kami miliki sebagai aliansi dan sebagai negara yang mendukung Ukraina adalah memastikan bahwa untuk setiap pasukan yang mereka mobilisasi, kami akan memberikan pelatihan, kami akan menyediakan peralatan," katanya.

Diketahui, Rusia juga mengalami kekurangan personel di tengah konflik yang berlangsung sejak tahun 2022. Moskow menutupi kerugian dengan mengandalkan perekrutan dari provinsi-provinsi di luar Moskow.

Setelah berbulan-bulan berunding, Ukraina memperluas upaya mobilisasinya pada bulan April, membuatnya lebih efisien dan menurunkan usia pemanggilan menjadi 25 dari 27.

Presiden Volodymyr Zelensky sebelumnya mengatakan, dia tidak memiliki rencana untuk menurunkan usia mobilisasi lebih lanjut. Otoritas Ukraina ingin melindungi generasi muda laki-lakinya untuk menghindari pemusnahan demografis lebih lanjut, serta membantu membangun kembali negara tersebut setelah perang.

Ribuan warga Ukraina mendaftar untuk membela negara mereka setelah invasi Rusia pada tahun 2022.

Di sisi lain, beberapa pasukan Ukraina telah bertempur sejak sebelum invasi dan tidak memiliki pilihan untuk didemobilisasi berdasarkan undang-undang saat ini.

Beberapa telah melarikan diri dari Ukraina dan keberadaan yang lainnya tidak diketahui.