JAKARTA - Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pada Hari Senin, Eropa akan meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina, setelah pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Inggris, Prancis, Italia, dan Polandia tentang cara meningkatkan upaya pertahanan saat Donald Trump bersiap untuk kembali ke Gedung Putih.
"Target kami adalah memungkinkan Ukraina untuk bertindak dari posisi yang kuat," kata Boris Pistorius kepada wartawan di Berlin, setelah menjadi tuan rumah pertemuan Kelompok Lima negara terkemuka dalam pertahanan Eropa, melansir Reuters 26 November.
Sementara itu, berbicara kepada wartawan di Berlin, Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz menggemakan janji Pistorius untuk lebih banyak bantuan untuk Kyiv.
"Eropa harus lebih mengoordinasikan upayanya, harus menyelaraskan tindakannya, harus memiliki tujuan yang lebih tinggi, agar juga menjadi mitra yang baik bagi Amerika Serikat," katanya.
"Hari ini kita berkewajiban untuk mengatakannya dengan jelas, Eropa harus meningkatkan upayanya dalam hal membantu Ukraina, tetapi yang terpenting dalam hal keamanannya sendiri. Tanpa pengeluaran yang lebih besar, tanpa kesadaran di setiap masyarakat Eropa tentang masa yang kita jalani saat ini, semuanya tidak ada artinya," tandasnya.
Diketahui, terpilihnya Trump - yang skeptis terhadap dukungan Amerika Serikat untuk Ukraina - telah menambah tekanan pada Eropa untuk meningkatkan perannya dalam mempersenjatai Kyiv jika Washington, donor terbesar sejauh ini, mengurangi bantuannya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, bertemu beberapa jam setelah kemenangan Trump, Pistorius dan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu pada 6 November sepakat untuk mengadakan pertemuan dengan rekan-rekan mereka.
Sementara itu, misi NATO yang berlokasi di Wiesbaden akan mengambil alih koordinasi bantuan militer Barat untuk Ukraina pada bulan Januari, kata Pistorius, langkah yang telah diperkirakan beberapa bulan sebelumnya.
Pembentukan misi baru, yang dijuluki NATO Security Assistance and Training for Ukraine (NSATU), secara luas dipandang sebagai upaya untuk melindungi mekanisme bantuan terhadap segala campur tangan Trump.