Bagikan:

JAKARTA - Komisi V DPR RI meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengantisipasi kepadatan 110 juta orang yang diprediksi bakal melakukan perjalanan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ketua Komisi V DPR, Syaiful Huda menilai, antisipasi ini perlu dilakukan untuk meminimalkan kasus kecelakaan yang bisa menimbulkan korban harta dan jiwa. 

“Kami meminta kepadatan di jalur wisata harus mendapat perhatian khusus, baik di akses menuju lokasi wisata maupun di destinasinya sendiri. Jangan sampai kemacetan luar biasa ke arah puncak Bogor atau akses ke Bandara Ngurah Rai Bali di periode Nataru 2023 kembali berulang,” ujar Huda kepada wartawan, Senin, 25 November. 

Huda menyebut, kepadatan di jalur-jalur wisata selama libur Nataru terus meningkat dari tahun ke tahun. Meski tahu akan ada kemacetan padat, warga tetap tidak mau melewatkan momentum liburan selama Nataru. 

“Di wilayah anglomerasi, warga Jakarta dan sekitarnya biasanya berbondong-bondong mengisi liburan mereka ke wilayah Jawa Barat. Kemacetan biasanya terjadi di jalur puncak maupun jalur menuju Bandung dan sekitarnya. Kemacetan di jalur-jalur ini harus diantisipasi secara dini,” sebutnya. 

Menurut Huda, kepadatan akses wisata lantaran mayoritas pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi selama libur Nataru. Selain itu, kata dia,  ketidaksiapan aparat dalam mengantisipasi berbagai rekayasa lalu lintas menjadi faktor terus terulangnya kemacetan di jalur-jalur wisata.

“Faktor pemicu ini harus diantisipasi sejak dini mulai dari menyiapkan berbagai opsi rekayasa lalu lintas seperti strategi one way, ganjil-genap, contra flow, car free night, maupun menyediakan angkutan gratis menuju akses wisata untuk menekan pemakaian kendaraan pribadi,” kata legislator Jawa Barat itu. 

Huda juga meminta Kemenhub mengantisipasi puncak mudik Nataru dari Jakarta ke berbagai wilayah di Indonesia. Menurutnya pemerintah harus mengantisipasi potensi kemacetan di titik-titik sepanjang tol trans Jawa maupun kepadatan jalan arah pelabuhan maupun bandar udara. 

“Strategi pengelolaan angkutan jalan, laut, maupun udara selama arus mudik Idul Fitri lalu yang relatif berhasil menjadi baseline kuat bagi Kemenhub untuk menyiapkan pengelolaan pergerakan masyarakat periode Nataru 2024 ini dengan lebih baik,” katanya. 

Huda juga mengingatkan pentingnya kelaikan moda transportasi selama arus Nataru. Musalnya, melakukan rampcheck untuk memastikan kondisi fisik kendaraan maupun kelengkapan administrasi. 

“Selain itu kelayakan fisik dan mental awak kendaraan juga penting sehingga Kemenhub bisa bekerjasama dengan pihak terkait melakukan tes narkoba maupun tes kesehatan lain bagi mereka,” pungkasnya. 

Untuk diketahui berdasarkan survei Kemenhub diprediksi bakal ada 110,60 juta orang melakukan perjalanan selama libur Nataru 2024. Sebagian besar pergerakan orang bakal terjadi di Pulau Jawa. 

Data survei juga menyebutkan puncak arus pergi terjadi tanggal 24 Desember 2024 dan 31 Desember 2024, sedangkan arus balik terjadi pada 1 dan 2 Januari 2025.