JAKARTA - Empat tentara Italia mengalami luka ringan setelah dua roket meledak di pangkalan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon selatan.
Misi PBB yang dikenal sebagai UNIFIL ditempatkan di Lebanon selatan untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi dengan Israel.
Sejak Israel melancarkan operasi darat melintasi perbatasan melawan pejuang Hizbullah pada akhir September, tentara UNIFIL telah mengalami beberapa serangan.
“Saya menegaskan sekali lagi bahwa serangan seperti itu tidak dapat diterima dan saya memperbarui seruan saya kepada pihak-pihak di lapangan untuk menjamin keselamatan tentara UNIFIL setiap saat dan bekerja sama untuk segera mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab,” kata Perdana Menteri Giorgia Meloni dilansir Reuters, Jumat, 22 November.
Sumber-sumber di Italia mengatakan penyelidikan atas fakta-fakta tersebut sedang dilakukan.
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani mengatakan kepada media Italia, Hizbullah mungkin bertanggung jawab atas serangan itu.
Sementara Kementerian Pertahanan mengatakan dua roket 122mm menghantam bunker di pangkalan di desa Chama dan ruangan dekat markas besar polisi militer internasional, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur di sekitarnya.
BACA JUGA:
Beberapa kaca pecah akibat ledakan tersebut, dan mengenai empat tentara tersebut.
“Tidak dapat ditoleransi jika sekali lagi pangkalan UNIFIL diserang,” kata Menteri Pertahanan Guido Crosetto.
Italia telah lama menjadi kontributor utama dalam operasi multi-nasional berkekuatan 10.000 personel, dan menyediakan lebih dari 1.000 tentara.
Israel juga dituduh melakukan beberapa serangan, namun membantah insiden tersebut disengaja.
Isrel telah meminta UNIFIL untuk mengungsi dari Lebanon selatan demi keselamatan mereka sendiri – permintaan yang ditolak oleh pasukan tersebut.