JAKARTA - Para pemimpin negara G7 menyatakan keprihatinan mendalam atas krisis di Timur Tengah. G7 mengatakan solusi diplomatik masih bisa dilakukan.
Perdana Menteri Giorgia Meloni menjadi tuan rumah pertemuan telekonferensi para pemimpin sehari setelah Israel diserang oleh Iran.
Pernyataan pemerintah Italia mengatakan para pemimpin G7 mengutuk serangan Teheran, serangan terbesar yang pernah dilakukan terhadap Israel dan setuju untuk bekerja sama untuk mendorong pengurangan ketegangan regional.
Pernyataan tersebut mengacu pada implementasi resolusi PBB tahun 2735 – yang mendukung rencana tiga fase untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas – dan tahun 1701, yang menghentikan perang Israel-Hizbullah tahun 2006 di Lebanon selatan.
“Menyatakan keprihatinan atas eskalasi yang terjadi dalam beberapa jam terakhir, ditegaskan kembali bahwa konflik di seluruh kawasan bukanlah kepentingan siapa pun dan solusi diplomatik masih mungkin dilakukan,” imbuhnya dilansir Reuters, Rabu, 2 Oktober.
Selain Italia, G7 juga mencakup Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, dan Jepang.
Panggilan telekonferensi tersebut dilakukan setelah Meloni meminta Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan penguatan mandat pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon untuk menjamin keamanan perbatasan Israel-Lebanon.
BACA JUGA:
Italia telah menyumbangkan lebih dari 1.000 tentara untuk misi tersebut.
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani membantah laporan media Italia mengenai pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menarik pasukannya keluar dari wilayah tersebut demi alasan keamanan.
“Kami telah menilai semua kemungkinan…Tidak ada keputusan untuk menarik kontingen pasukan Italia dari UNIFIL,” ujarnya.
Namun dia mengatakan “bodoh” jika tidak menyiapkan rencana evakuasi jika situasinya memburuk.