JAKARTA - Sedikitnya satu tentara tewas dan 18 lainnya luka-luka setelah serangan Israel menargetkan sebuah pusat tentara di kota Al-Amiriya di jalan Al-Qalila-Tyre di Lebanon selatan.
Tentara di Lebanon, sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu, 24 November menyebutkan, serangan itu menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas tersebut. Militer Israel tidak segera mengomentari insiden tersebut.
Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Israel telah mengirimkan
"Pesan langsung dan berdarah yang menolak semua upaya untuk mencapai gencatan senjata, untuk meningkatkan kehadiran tentara Lebanon di selatan, dan untuk menerapkan resolusi PBB 1701".
"Agresi ini adalah masalah masyarakat internasional, yang diam tentang apa yang terjadi di Lebanon," tambah Mikati dalam pernyataannya.
BACA JUGA:
Resolusi PBB 1701, yang diadopsi pada tahun 2006, mengakhiri perang selama sebulan antara Israel dan Hizbullah dengan menetapkan gencatan senjata dan menciptakan zona penyangga antara Sungai Litani dan perbatasan Israel-Lebanon dalam upaya untuk mempromosikan stabilitas regional jangka panjang.