Bagikan:

BADUNG - Gubernur Bali Wayan Koster meminta pemerintah pusat meminta kebijakan spesifik dalam upaya pemulihan ekonomi Bali khususnya sektor pariwisiata. 

 “Sebagai destinasi wisata dunia, pelaku pariwisata Bali paling besar terdampak (pandemi COVID-19). Untuk itu saya kira akan bijak jika pemerintah pusat dan DPR ada kebijakan spesifik untuk Bali," kata Gubernur Koster pada acara "Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional Temu Stakeholders" di Avurpa Kempinski Bali, Nusa Dua, pada Jumat, 9 April.

Gubernur Koster juga mengharapkan semua pemangku kebijakan konsisten menangani dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan kontraksi ekonomidi Bali. 

"Kalau situasi normal, besar sekali kontribusi Bali untuk devisa dari sektor pariwisata. Namun sekarang stuck, dengan kontraksi ekonomi yang mungkin paling parah sepanjang sejarah," terangnya. 

"(Untuk) pelaku wisata sangat berat. Banyak yang di PHK, dirumahkan, tidak mampu bayar gaji, bahkan ada yang tidak operasional. Saya bersyukur masyarakat Bali pelaku wisata masih sabar, tapi kita tidak tahu sampai kapan ini berlangsung," ungkapnya. 

Saat kondisi normal medio 2019, sebanyak 6,3 juta wisatawan mancanegara (Wisman) datang ke Bali setara 39 persen dari jumlah total wisman nasional. Angka tersebut juga berarti jumlah devisa sebesar 29 persen dari total devisa sektor pariwisata Indonesia.

 "Belum lagi untuk wisdom (wisatawan domestik) dimana ada 10 ,5 juta orang datang ke Bali. Jadi Ekonomi sangat tergantung pariwisata, dan jika normal pertumbuhan ekonomi kita selalu di atas rata-rata nasional," beber Koster.

Koster menginginkan pelaku pariwisata Bali mendapatkan bantuan fiskal spesifik yang mampu menyelamatkan pilar perekonomian Pulau Dewata tersebut.

"Saya apresiasi kinerja pusat dan DPR untuk pemulihan Bali dan secara spesifik kami usulkan untuk mengucurkan modal kerja kepada sektor-sektor yang terdampak parah dari COVID-19, yakni pariwisata, perhotelan, dan restoran," ujar Koster.

"Pinjaman lunak dengan bunga ringan. Saya yakin, tahun 2023 saat kondisi membaik, mereka (pelaku wisata) akan memenuhi kewajibannya,karena rata-rata mereka ini orang baik, sangat taat pajak," ujarnya.