JAKARTA - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Hendri menyebut pihaknya masih melakukan pelebaran saluran air atau gorong-gorong yang tersumbat di Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan.
Penyumbatan saluran air ini sempat mengakibatkan banjir di Jaksel beberapa waktu lalu. Setelah disidak Penjabat (Pj) Gubernur DKI Teguh Setyabudi, ternyata saluran air tersebut tersumbat oleh kabel fiber optik bawah tanah.
"Penyempitan saluran air atau bottleneck di lokasi tersebut telah dibongkar untuk memaksimalkan aliran air," kata Hendri kepada wartawan, Kamis, 14 November.
Setelah dibongkar, gorong-gorong tersebut akan dilakukan penataan kembali. Dinas SDA menargetkan perbaikan saluran air selesai dua pekan.
"Penataan saluran di kawasan tersebut ditargetkan selesai dalam dua minggu," ucap Hendri.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengecek saluran air di yang berada di sepanjang Jalan Adityawarman dan Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan. Kawasan ini sempat terendam banjir akibat hujan deras beberapa hari lalu.
Saat melihat kondisi saluran air yang juga tengah dilakukan perbaikan, Teguh menemukan adanya penyempitan lebar saluran air yang juga tergabung dengan ducting kabel bawah tanah.
Kabel fiber optic yang berada di area penataan sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT) ini dianggap belum tertata rapi. Bahkan, ada peyempitan saluran dari lebar 2 meter lalu 1 meter di sepanjang saluran tersebut. Teguh menilai hal ini menyebabkan saluran tersumbat dan menyebabkan banjir saat hujan.
"Kita lihat tadi, betapa kabel itu juga menyebabkan sampah menumpuk begitu banyak. Kita lihat kalau pas hujan kan luar biasa, akhirnya pasti menumpah lagi," kata Teguh, Jumat, 8 November.
BACA JUGA:
Teguh menyebut akan mengevaluasi penataan saluran air yang berbarengan dengan SJUT kepada para bawahannya beserta perusahaan jaringan telekomunikasi termasuk PLN. Menurutnya, kabel SJUT tak bisa diletakkan pada satu area dengan saluran air.
"Kita lihat tadi misalnya selokan, isinya itu kan banyak kabel-kabel, yang isinya itu ada di dalam SJUT itu kan. Nah, ini mungkin menjadi perhatian kami gitu ya, kedepannya bagaimana mengatur," jelas Teguh.
"Tapi kami juga tidak bisa semena-mena memotong kabel, ataupun yang ada di SJUT yang ada di selokan itu, karena itu kan mungkin fiber optic ya, pada internet dan sebagainya. Tapi pastinya memang harus kita lakukan, katakanlah perapian, tapi kita pastinya harus juga mengundang, katakanlah operator-operator dari transmisi kabel tersebut," tambahnya.