JAKARTA - Ahli astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengimbau masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob imbas fenomena Supermoon yang diprakirakan terjadi pada Sabtu 16 November, pukul 04.29 WIB.
Thomas menjelaskan, fenomena ini berdampak pada peningkatan pasang maksimum di wilayah pantai yang berpotensi menyebabkan banjir pasang atau rob.
"Masyarakat di wilayah pantai perlu waspada terhadap kemungkinan banjir pasang atau rob," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis 14 November, disitat Antara.
Ia menjelaskan, dampak dari fenomena Supermoon ini juga akan bertambah bila terdapat cuaca buruk di pantai, yang meningkatkan potensi rob untuk melimpas lebih jauh ke daratan.
"Atau bila ada banjir di daratan, banjirnya berpotensi tidak segera surut, karena kondisi pasang air laut yang lebih tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan fenomena Supermoon juga dikenal sebagai fenomena purnama terdekat, karena jarak Bulan pada saat itu menjadi jarak terdekatnya dengan Bumi.
Hal ini, ujarnya, menyebabkan Bulan menjadi tampak lebih besar dari biasanya. Oleh karena itu, istilah Supermoon dipakai untuk memudahkan pemahaman masyarakat terkait dengan fenomena ini.
"Supermoon bisa dilihat dengan aman, karena itu sesungguhnya (Bulan) purnama seperti umumnya," tuturnya.
BACA JUGA:
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengingatkan potensi banjir pesisir atau rob di beberapa wilayah akibat fenomena Supermoon.
Berdasarkan pantauan BMKG dari data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya pesisir Kepulauan Riau, pesisir Sumatera Barat, pesisir Lampung, pesisir Banten, dan pesisir Jakarta.
Selain itu, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir Jawa Timur, pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT), pesisir Kalimantan Barat, pesisir Kalimantan Timur, dan pesisir Papua.