JAKARTA - Tim Pos Komando (Posko) Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, melaporkan sebanyak 1.105 jiwa penduduk di kecamatan setempat kehilangan tempat tinggal akibat musibah tanah longsor, Minggu, 4 April.
Ketua Tim Posko Nelelamadike, Servulus Satel Demoor mengatakan penduduk tersebut berasal dari tiga desa di Kecamatan Ile Boleng, di antaranya Nelelamadike sebanyak 645 orang, Nobo sebanyak 363 orang, dan Neleblolong sebanyak tujuh orang.
Desa Nelelamadike atau yang terkenal di kalangan penduduk dengan sebutan Kampung Lamanele itu menjadi lokasi terparah yang diterjang tanah longsor.
"Sebanyak 55 orang dari total 645 orang meninggal dunia, satu lainnya masih dalam pencarian. Warga yang luka-luka sebanyak 34 orang. Semuanya di Desa Nelelamadike," katanya di Flores Timur, dilansir Antara, Jumat, 9 April.
BACA JUGA:
Korban meninggal dari kelompok bayi dan balita sebanyak delapan orang, kelompok anak-anak tujuh orang, kelompok remaja enam orang, dewasa sebanyak 19 orang serta lansia 16 orang.
Tanah longsor disertai terjangan bebatuan dari lereng Gunung Ile Boleng juga merusak total 50 dari total 318 rumah warga di Desa Nelelamadike, sepuluh unit di antaranya rusak berat, sembilan unit rusak ringan dan 31 unit tertimbun tanah longsor dan batu.
Di lokasi yang sama, sebanyak dua jembatan dan dua jalan umum dilaporkan mengalami kerusakan.
Rumah rusak juga dilaporkan terjadi di Desa Nobo. 14 unit rusak berat dan 23 unit lainnya rusak ringan. "Desa Neleblolong ada dua rumah yang tertimbun," katanya.
Ribuan penduduk yang kini kehilangan tempat tinggalnya mengungsi di sepuluh tempat penampungan sementara yang tersebar di Kecamatan Ile Boleng.
"Lokasi pengungsian ada di SDN Nelelamadike, Balai Desa Nelelamawangi 1 dan 2, rumah warga Nelelamadike, Desa Neleblolong, Desa Duablolong, Desa Lewopao, Desa Lewat, Desa Watomae, dan Desa Harubala," katanya.
Hingga saat ini satu orang hilang di Desa Nelelamadike masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan TNI-Polri beserta Basarnas.