Bagikan:

JAKARTA - Arkeolog di Kamboja menemukan selusin patung batu pasir berusia berabad-abad dalam sebuah "penemuan luar biasa" di Situs Warisan Dunia Angkor di dekat Kota Siem Reap, kata pihak berwenang akhir bulan lalu.

Patung-patung tersebut – yang menggambarkan apa yang disebut "penjaga pintu" – ditemukan di dekat gerbang utara menuju Istana Kerajaan abad ke-11 di Angkor Thom, ibu kota terakhir Kekaisaran Khmer, kata Long Kosal, juru bicara Otoritas Nasional Apsara, badan pemerintah yang mengawasi taman arkeologi tersebut, dikutip dari Daily Sabah 5 November.

Tim sedang menilai struktur gerbang kuno dan mencari batu-batu yang jatuh di sekitar portal di sisi utara Angkor Thom, salah satu dari empat pintu masuk ke kompleks tersebut, ketika penemuan itu dilakukan.

Patung-patung tersebut menggambarkan para penjaga yang berdiri tegak dan ukurannya bervariasi dari sekitar 1 meter hingga 110 sentimeter, atau sekitar 39 hingga 43 inci.

Itu ditemukan terkubur di kedalaman hingga 1,4 meter (4,5 kaki) dan beberapa di antaranya dalam kondisi yang sangat baik, dengan masing-masing memiliki hiasan rambut wajah yang unik, yang menambah keunikannya, kata arkeolog Sorn Chanthorn.

angkor thom
Situs warisan dunia UNESCO Angkor, Kamboja. (Wikimedia Commons Charles J Sharp)

"Para ahli percaya, patung penjaga pintu ini merupakan contoh dari Gaya Khneang, yang sejalan dengan periode pembangunan istana abad ke-11," jelas Otoritas Nasional Apsara.

Angkor Thom merupakan bagian dari Taman Arkeologi Angkor, kompleks yang membentang di area seluas sekitar 400 kilometer persegi (155 mil persegi), yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1992.

Di sana terdapat reruntuhan ibu kota Kekaisaran Khmer dari abad kesembilan hingga ke-15, termasuk kuil Angkor Wat.

Situs tersebut, yang terletak di dekat Siem Reap, sekitar 200 mil (320 kilometer) di barat laut ibu kota, Phnom Penh, menarik lebih dari 500.000 pengunjung internasional pada paruh pertama tahun 2024, menurut Kementerian Pariwisata Kamboja.

Penggalian arkeologi tersebut merupakan proyek kerja sama antara Apsara dan Tim Pemerintah Tiongkok-Kamboja untuk Menjaga Angkor, kata Apsara.

Setelah penemuan patung-patung tersebut, tim arkeologi mendokumentasikan posisi mereka dengan hati-hati sebelum memindahkannya untuk dibersihkan dan direstorasi. Pihak berwenang mengatakan, patung-patung tersebut pada akhirnya akan dikembalikan ke lokasi aslinya.

Diketahui, banyak Harta karun budaya Khmer dijarah selama periode panjang perang saudara dan ketidakstabilan ketika Kamboja diperintah oleh rezim komunis Khmer Merah yang brutal pada tahun 1970-an.