Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Hari Kamis, Ukraina harus tetap netral agar tercipta peluang perdamaian, seraya menambahkan perbatasan Ukraina harus sesuai dengan keinginan masyarakat yang tinggal di wilayah yang diklaim Rusia.

"Jika tidak ada kenetralan, sulit untuk membayangkan adanya hubungan bertetangga yang baik antara Rusia dan Ukraina," kata Presiden Putin, melansir Reuters 8 November.

Lebih jauh Presiden Putin mengatakan, Rusia telah mengakui perbatasan Ukraina pasca-Soviet berdasarkan pemahaman Rusia akan bersikap netral.

Sementara, aliansi militer NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang dipimpin AS telah berulang kali mengatakan, Ukraina suatu hari akan bergabung.

Jika Ukraina tidak netral, Ukraina akan "terus-menerus digunakan sebagai alat di tangan yang salah dan merugikan kepentingan Federasi Rusia," kata Presiden Putin.

Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina setelah lebih dari dua setengah tahun berperang.

Pada 14 Juni lalu, Presiden Putin menetapkan persyaratannya untuk mengakhiri konflik: Ukraina harus menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik semua pasukannya dari semua wilayah yang diklaim oleh Rusia.

Ukraina menolak persyaratan tersebut karena dianggap sama saja dengan menyerah dan Presiden Volodymyr Zelensky telah mengajukan "rencana kemenangan" yang telah meminta dukungan tambahan dari Barat.

"Kami bertekad untuk menciptakan kondisi bagi penyelesaian jangka panjang sehingga Ukraina menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, dan bukan instrumen di tangan negara ketiga, dan tidak digunakan untuk kepentingan mereka," kata Presiden Putin.

Ketika ditanya tentang batas wilayah Ukraina di masa mendatang, Presiden Putin berkata: "Perbatasan Ukraina harus sesuai dengan keputusan kedaulatan orang-orang yang tinggal di wilayah tertentu dan yang kami sebut sebagai wilayah historis kami."

Ukraina mengatakan, mereka tidak akan beristirahat sampai setiap prajurit Rusia terakhir diusir dari wilayahnya, meskipun para jenderal AS mengatakan tujuan seperti itu akan membutuhkan sumber daya besar yang saat ini tidak dimiliki Ukraina.