Bagikan:

JAKARTA - Rancangan perjanjian antara Rusia dan Ukraina belum siap untuk dipresentasikan pada pertemuan tingkat atas, kendati Ukraina menjadi lebih realistis dalam mendekati masalah status netral dan non-nuklirnya, ujar Ajudan Presiden Rusia Vladimir Medinsky yang mengepalai pikir delegasi Rusia.

"Pihak Ukraina menjadi lebih realistis dalam mendekati isu-isu yang berkaitan dengan status netral dan non-nuklir Ukraina. Tetapi, rancangan perjanjian belum siap untuk dipresentasikan pada pertemuan tingkat atas," tulisnya di saluran Telegram pada Hari Minggu, melansir TASS 4 April.

Mengomentari pernyataan David Arakhamia, anggota delegasi Ukraina, yang menyatakan Rusia menerima sikap Ukraina dengan pengecualian Krimea. Ia mencatat sudut pandang Rusia sehubungan dengan status Krimea dan Donbass tetap tidak berubah.

Selain itu, Vladimir Medinsky menambahkan, Moskow telah berusaha untuk mencapai status netral dan tidak terafiliasi Ukraina serta jaminan keamanan untuk itu sejak 2014.

Dia menyatakan pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina akan berlanjut pada Hari Senin, sementara mengerjakan teks perjanjian dan antara kepala delegasi berlanjut dalam format jarak jauh pada Hari Jumat dan Sabtu.

Diberitakan sebelumnya, Rusia menyarankan pertemuan antara Presiden Rusia dan Ukraina, Vladimir Putin dan Vladimir Zelensky, diselenggarakan bersamaan dengan penandatanganan perjanjian bilateral oleh menteri luar negeri kedua negara, sebut Medinsky pekan lalu.

"Setelah percakapan yang bermakna hari ini, kami menyetujui dan menyarankan solusi, di mana pertemuan antara kepala negara dimungkinkan, bersamaan dengan penandatanganan perjanjian oleh para menteri luar negeri," ujarnya.

"Terlebih lagi selama inisialisasi dan pertimbangan rincian perjanjian, dimungkinkan untuk membahas berbagai nuansa dan detail politik," sambungnya setelah pembicaraan Rusia-Ukraina di Istanbul.

"Jadi, jika pekerjaan pada perjanjian dan kompromi yang diperlukan berjalan dengan cepat, kemungkinan perdamaian akan lebih dekat," tambahnya.

Menurut Medinsky, pihak Rusia sebelumnya mengatakan pertemuan semacam itu akan mungkin terjadi, ketika perjanjian yang dirancang oleh para perunding dan menteri luar negeri kedua negara siap untuk ditandatangani.

Skemanya adalah sebagai berikut: pertama, sebuah perjanjian dirancang, kemudian disetujui oleh para perunding, ditandatangani oleh menteri luar negeri pada pertemuan pribadi. Dan hanya setelah itu kemungkinan pertemuan antara kepala negara diselenggarakan untuk menandatangani perjanjian ini.

"Ini bukan masalah sederhana, apalagi bisa menjadi pertemuan multilateral yang melibatkan negara-negara penjamin perdamaian dan keamanan di Ukraina," tukasnya.

Diketahui, pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki pada 29 Maret lalu membawa angin baik, bagi upaya perdamaian kedua negara, serta membuka pintu peluang pertemuan Presiden Zelensky dan Presiden Putin.