Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merenovasi 40 rumah warga yang berada di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Bukan rumah pada umumnya, konsepnya menggunakan model rumah panggung untuk mengantisipasi banjir.

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, kebijakan Anies ini diskriminatif dan tidak solutif mengatasi banjir. Sebab, hanya 40 rumah yang direnovasi sementara jumlah warga yang berada di titik banjir jauh lebih banyak.

Selain itu, Trubus juga mempertanyakan kenapa Pemprov DKI tidak membuka saja berapa anggaran yang digunakan membangun 40 rumah tersebut.

"Ini sebuah indikasi adanya potensi korupsi juga. Membangun itukan harus jelas anggarannya gimana. Selain potensi korupsi menurut saya ada potensi maladministrasi juga," kata Trubus saat dihubungi VOI di Jakarta, Kamis, 8 April.

Dalam pemerintahan, aspek keterbukaan hingga akuntabilitas penting dimiliki setiap pejabat. Bagaimana mungkin rakyat Jakarta percaya, bila aspek ini justru hilang di masa kepemimpinan Anies Baswedan.

Trubus juga mempertanyakan fungsi pengawasan yang diemban DPRD DKI Jakarta. Jangan sampai setiap kebijakan yang diambil Pemprov tidak diketahui publik.

"Dan ini bernuansa, berbau potensi korupsi. Publik gak ngerti ini gimana, tanpa melalui kajian atau konsultasi publik," tegas Trubus.

Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menegaskan, pembuatan rumah panggung di Kampung Melayu sudah mendapat persetujuan anggota dewan.

"Prinsipnya semua yang kami putuskan, Pak Gubernur dan kita semua mendengarkan semua pihak dan para ahli. Kami diskusikan dengan DPRD. Tidak ada keputusan sepihak, semua bersama DPRD," kata Riza.

Puluhan rumah model panggung berada di RT 13 RW 04, RT 11 RW 05 dan RT 06 RW 05, Kampung Malayu, Jakarta Timur. Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan, bagian bawah rumah akan dibuat setinggi 3,5 meter. 

Renovasi dengan konsep rumah panggung sengaja dibuat untuk mengatasi persoalan banjir di permukiman warga Kebon Pala. Sementara, lanjut dia, anggaran pembangunan rumah panggung tersebut bersumber dari dana hibah Baznas (Baziz) DKI. Namun, Anwar tidak merinci nominal anggaran tersebut.

"Anggarannya dari Bazis (Badan Amil Zakat) Pemprov DKI. Nanti selain dijadikan hunian konsep rumah panggung ini bisa dimanfaatkan sebagai ruang interaksi sosial," ucap Anwar.

Pembangunan rumah panggung dimulai pada 31 Maret 2021. Ditargetkan, rumah itu rampung sebelum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada Mei mendatang.