JAKARTA - Calon Gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun mencecar calon Wakil Gubernur nomor urut 3 Rano Karno soal masalah yang dialami masyarakat Baduy saat Rano menjabat Gubernur Banten dalam debat kedua Pilgub Jakarta.
Kepada Rano, Dharma mempertanyakan mengapa Rano seolah membiarkan Baduy menjadi destinasi pariwisata. Padahal, menurut Dharma, hal itu sudah ditolak oleh warga Baduy itu sendiri.
"Ketika bapak menjabat sebagai gubernur di banten, saya membaca di koran bahwa penduduk Baduy menolak untuk tempatnya dijadikan destinasi pariwisata. Kalau saya melihat selama ini bapak adalah orang yang menjaga ketahanan budaya, maka ada seauatu yang contrary effect dengan yang bapak lakukan. Kenapa itu harus terjadi?" cecar Dharma ke Rano, Minggu, 27 Oktober.
Rano langsung membantah bahwa dirinya tak menghiraukan permintaan warga Baduy. Saat menjabat Gubernur Banten, Rano mengaku memfasilitasi pengembangan sektor pariwisata di Baduy. Dampak positifnya, Baduy mulai dikenal publik lebih luas.
Kemudian, Rano menyebut memang ada kekhawatiran masyarakat Baduy ketika jumlah wisatawan yang datang ke sana semakin banyak.
"Masyarakat Baduy dikenal lebih luas, itu lah memang membuat mereka ketakutan karena kunjungan wisata di sana membludak," ucap dia.
Namun, Rano menegaskan dirinya tidak menolak permintaan warga Baduy atas persoalan dampak kunjungan wisata di wilayahnya. Rano menyebut telah mengambil jalan keluar dengan membatasi jumlah wisatawan ke Baduy.
"Saya tidak menolak, tapi memang saya membatasi. Karena apa? permintaan masyarakat Baduy itu sendiri. Waktu saya menjadi gubernur Banten, waktu itu memberikan fasilitas apa yang bisa kita bantu," tegas Rano.
Sebagai informasi, debat kedua pada malam ini bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial. Peserta debat tersebut adalah pasangan calon (paslon) Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno.
BACA JUGA:
Selama masa Pilgub Jakarta, KPU menggelar tiga kali debat pasangan calon. Debat pertama digelar pada 6 Oktober lalu, bertemakan penguatan ketahanan budaya; pembangunan SDM; hingga program untuk perempuan, anak, kaum marjinal, dan disabilitas. Sementara, debat terakhir digelar pada 17 November.