JAKARTA - Qatar kembali memulai pembicaraan dengan biro politik Hamas di Doha setelah pembunuhan pemimpin kelompok itu Yahya Sinwar di Gaza pekan lalu.
“Kami mengadakan beberapa pertemuan dengan mereka dalam beberapa hari terakhir; Saya percaya bahwa tidak ada kejelasan apa yang akan terjadi di masa depan,” kata Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dilansir CNN, Kamis, 24 Oktober.
Posisi Hamas menurut Al Thani mengenai gencatan senjata dan penyanderaan tidak berubah sejak upaya meditasi terakhir.
Pekan lalu, pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya mengatakan para sandera hanya akan dibebaskan jika perang di Gaza berakhir, pasukan Israel menarik diri dari daerah kantong tersebut dan tahanan Palestina dibebaskan.
Tuntutan utama diajukan kepada mediator beberapa kali selama tahun lalu yang telah ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Al Thani mengatakan delegasi Hamas berada di Mesir hari ini untuk diskusi berkelanjutan.
BACA JUGA:
Tim perunding dari Amerika Serikat dan Israel akan mengunjungi Doha untuk upaya baru mencapai kesepakatan Gaza.
“Cara untuk mencapai terobosan dalam negosiasi ini akan dijajaki,” kata Al Thani pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
“Tekanan dari pihak kami akan terus berlanjut di semua pihak untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang; itu prioritas bagi kami,” katanya.