Bagikan:

JAKARTA - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Hari Selasa menyerukan akses segera bagi pengamat dan media internasional ke Jalur Gaza utara.

"Pengamat dan media internasional harus diberikan akses," tulisnya di media sosial X, dilansir dari WAFA 21 Oktober.

"Setelah berhari-hari aksi militer, laporan tentang Gaza Utara sangat mengerikan," katanya sambil menekankan "penderitaan manusia akibat kelaparan buatan manusia dan pemindahan paksa tidak dapat dibenarkan."

Menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata, Borrell mengatakan: "Saya mendukung permintaan gencatan senjata segera untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan perjalanan yang aman bagi para pengungsi internal."

Sebelumnya, juru bicara PBB Farhan Haq mengumumkan pada hari Senin bahwa Israel telah menolak permintaan empat hari lalu dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), untuk mengakses Kamp Jabalia, Gaza utara guna membantu warga sipil yang terjebak di bawah reruntuhan.

Israel telah melanjutkan serangan genosida di Jalur Gaza yang dilanda perang dengan mengabaikan sepenuhnya keputusan Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel dalam keputusan yang mengikat secara hukum untuk menghentikan serangan militernya di Rafah, yang dapat melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida.

Sementara itu, sedikitnya 42.718 warga Palestina tewas dan lebih dari 100.282 lainnya luka-luka, sejak konflik.

Selain itu, sedikitnya 10.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Otoritas Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa ke Kota Rafah di selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir, eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba tahun 1948.