JAKARTA - Siswi kelas 6 SD korban rudapaksa yang dilakukan oleh pemulung berinisial SPS (22) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, mendapatkan terapi psikologi oleh Unit PPA Polres Metro Jakarta Barat dan Dinas Sosial P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).
"Untuk mendukung pemulihan terhadap psikologis korban dan membantu korban kembali beraktivitas normal pasca trauma," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M Syahduddi, Senin, 21 Oktober.
Kombes Syahduddi berharap para pihak terkait dan masyarakat bisa membantu korban agar bisa kembali pulih. Masa depan korban masih sangat panjang.
"Kami juga meminta kepada masyarakat khususnya para orang tua untuk bisa mengawasi dan mengedukasi anak-anak terhadap berbagai modus kejahatan," ujarnya.
"Jangan sampai anak kita terjebak bujuk rayu dari predator anak," sambungnya.
Kasus rudapaksa ini berawal ketika pelaku berinisial SPS yang bekerja sebagai buruh di lapak barang bekas melakukan penculikan terhadap korban inisial AKAN (12) pada 15 September 2024, lalu.
BACA JUGA:
Tersangka berkenalan dengan korban melalui aplikasi kencan (LITMACH). Kemudian tersangka dengan korban bertukar nomor whatsapp.
Mereka kemudian janjian bertemu di Taman Bulak Teko, depan swalayan Hari-Hari yang berada di Kalideres, Jakarta Barat.
Setelah bertemu, tersangka membonceng korban dengan menggunakan sepada motor Scoopy menuju gudang kosong di daerah Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Digudang kosong tersebut korban disetubuhi oleh pelaku. Selanjutnya, korban dibawa oleh tersangka ke lapak barang bekas tempat kerja tersangka.
Di tempat tersebut korban dimasukkan ke sebuah kamar dari hari Senin 16 September sekitar pukul 23.00 WIB hingga 23 September malam, sekitar pukul 19.00 WIB korban disetubuhi oleh tersangka berulang kali. Selama 7 hari korban tidak pernah keluar kamar.
Keluarga korban menyatakan bahwa korban inisial AKAN (12) hilang sejak Senin 16 September. Keluarga korban pun membuat laporan hilang ke Polsek Kalideres pada hari Rabu, 18 September.