Bagikan:

JAKARTA - Calon Gubernur nomor urut 3 Pramono Anung blusukan ke permukiman padat penduduk di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pramono juga mengecek kondisi anak Kali Krukut yang terletak di belakang rumah-rumah warga.

Pramono melihat aliran air di anak Kali Krukut tak mengalir. Kondisi ini terjadi lantaran tak ada pengerukan lumpur pada anak sungai tersebut.

Sehingga, menurut Pramono, gagasan calon Gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil, yang akan menjalankan sistem transportasi air dengan perahu yang melintasi 13 aliran sungai di Jakarta sulit terwujud.

"Saya melihat aja airnya enggak bisa jalan. Bagaimana mau river way? Kan airnya enggak bisa jalan," kata Pramono di lokasi, Rabu, 9 Oktober.

Kemudian, jika nantinya dilakukan pengerukan, Pramono ragu laju air dari Kali Krukut akan langsung mengalir. Mengingat, lebar kali yang sudah menyempit akibat pembangunan cukup menghambat aliran.

"Untuk dikeruk pun, tetap airnya tetap problem. Kondisinya beberapa daerah sudah didirikan gedung-gedung yang sudah enggak bisa lah di sini," tambahnya.

Meski demikian, mantan Sekretaris Kabinet itu menilai pengerukan di seluruh kali, sungai, embung, maupun waduk di Jakarta tetap harus dilakukan. Sebab, hal ini menjadi salah satu upaya pengendalian dampak banjir.

"Untuk pengerukan, harus, kali seperti ini kan jadi tanggung jawab pemda. Harus dianggarkan, harus dilakukan. Kalau enggak, sampai kapan pun akan tetap begini," tutur Pramono.

Sebelumnya, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) memastikan pengadaan moda transportasi air (water way) besar kemungkinan dihadirkan di Jakarta.

Bernardus Djonoputro, Juru Bicara RIDO mengatakan, beberapa sungai di Jakarta sangat mungkin untuk menjadi waterway.

"Contohnya, Banjir Kanal Timur (BKT), saluran buatan dengan lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya. Sedangkan bantaran kalinya masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan. Karakteristiknya juga lurus, panjang dan dalam. Ini potensial dibuat transportasi dan wisata air," ujar Bernandus dalam keterangannya.

Selain BKT, Banjir Kanal Barat (BKB) juga sangat dimungkinkan dengan rute Tanah Abang, Halimun, hingga Manggarai. Sungai lain yang berpotensi dibuatkan moda transportasi air adalah Ciliwung tengah, di mulai dari selatan sampai Cijantung dan Condet.

"Kehadiran transportasi air ini akan membuat sungai menjadi lebih terpelihara dan lebih bagus. Saat ini, sebenarnya sungai juga sudah dimanfaatkan warga, hanya saja saat ini tidak termanajemen dengan baik," ucap dia.