CIANJUR - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat 71 korban keracunan di dua desa di Kecamatan Ciranjang sudah pulih dan diperbolehkan pulang. Namun korban masih dalam pengawasan tenaga kesehatan yang datang langsung ke rumah warga.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur dr Frida Laila Yahya mengatakan, seluruh korban keracunan nasi dalam kemasan kotak di Desa Gunungsari dan Kertajaya sudah pulang ke rumah masing-masing setelah menjalani perawatan medis di Puskesmas Ciranjang.
"Untuk biaya selama perawatan ditanggung pemerintah termasuk yang dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur, di mana seluruh korban sudah pulang ke rumah namun tetap mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan setempat," katanya di Cianjur, Antara, Selasa, 8 Oktober.
Tenaga kesehatan yang turun ke lapangan juga melakukan pemeriksaan kesehatan puluhan warga meski sudah dinyatakan pulih guna memastikan kondisi kesehatan.
Bahkan, pihaknya juga meminta petugas kesehatan dan tenaga medis menggencarkan sosialisasi penggunaan kotak nasi dari kertas atau besek guna menghindari keracunan yang diduga menjadi penyebabnya.
"Kami masih menunggu hasil uji laboratorium terkait penyebab pasti keracunan warga di dua desa tersebut, dugaan sementara karena bahan baku makanan dan penyebab lain karena kotak nasi menggunakan plastik atau kota dari busa styrofoam," katanya.
Dinas Kesehatan Cianjur menambah jumlah tenaga kesehatan dari dinas dan puskesmas terdekat guna memberikan pelayanan medis bagi 71 korban keracunan nasi kotak di dua desa di Kecamatan Ciranjang, Senin (7/10).
Frida Laila Yahya mengatakan jumlah warga yang mengalami keracunan dengan gejala mual, pusing dan muntah didominasi anak dan remaja, satu orang di antaranya dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur.
Untuk memberikan pelayan cepat, ujar dia, sekitar 15 tenaga kesehatan diperbantukan di Puskesmas Ciranjang serta beberapa dokter memberikan pelayan langsung ke rumah warga guna memastikan kondisi kesehatan mereka.
BACA JUGA:
Terkait dengan keracunan yang menimpa puluhan warga diduga dari nasi kotak yang diberikan dalam acara tahlilan, di mana sampel makanan dan muntahan warga sudah diambil petugas untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.