Bagikan:

TANGERANG - Sebanyak 20 warga negara Indonesia (WNI) tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang. Mereka dievakuasi akibat peperangan yang semakin memanas di Timur Tengah.

Salah satu pekerja migran asal Bali yang kerja di Lebanon, Ni Luh Suwarnadi mengungkapkan alasan pulang ke Indonesia karena Lebanon sudah tidak aman.

“Saya mengambil keputusan untuk pulang karena situasi sudah tidak aman,” kata Ni Luh di Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Senin, 7 Oktober.

Ni Luh menceritakan bila dirinya tinggal di kawasan Bir Hassan, Beirut, dimana tempat itu sering mendengar ledakan akibat peperangan tersebut.

“Kejadian waktu itu terjadi tanggal 27, pas saya kerja, dengar suara gitu. Lalu, saya ngomong langsung sama bos bahwa saya itu mau pulang,” ucapnya.

Kata Ni Luh, proses pulang ke Indonesia harus melewati perjalanan panjang.

“Pengalaman saya dari Lebanon menuju Syria sangat melelahkan, panjang. Tiga jam dari perbatasan Syria ke KBRI,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebutkan proses evakuasi terhadap 40 Warga Negara Indonesia (WNI) dan satu Warga Negara Asing (WNA) dari Lebanon berjalan aman dan lancar hingga sampai ke Tanah Air.

Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Judha Nugraha menyebutkan dalam tahapan evakuasi untuk pengembalian pada 40 WNI ini terdiri dari 38 orang dewasa, dan dua anak-anak.

"Ditambah ada satu WNA asal Libanon, yang mana dia adalah istri dari salah satu WNI kita yang ikut pulang," katanya

Ia menjelaskan puluhan WNI yang masuk ke dalam gelombang kelima pada tahapan evakuasi dari Yordania ini terdiri dari dua kelompok terbang (kloter).

Untuk kelompok pertama, kata dia, terdiri dari 20 WNI dan satu WNA telah melakukan perjalanan dari Amman, Yordania, dengan menggunakan maskapai Qatar Airways QR967 dengan ketibaan pada pukul 07.49 WIB.