Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Laut Inggris, Australia dan Amerika Serikat mampu mengendalikan kapal tanpa awak di Australia ketika berada lebih dari 10.000 mil jauhnya di Portugal sebagai bagian dari serangkaian eksperimen militer, ungkap Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada Hari Jumat.

Pakta keamanan AUKUS antara ketiga negara, yang bertujuan untuk melawan pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik, membantu membawa teknologi militer baru ke garis depan dengan kecepatan yang "belum pernah terjadi sebelumnya," kata Angkatan Laut Inggris.

"Keberhasilan yang dialami, termasuk membuktikan kemampuan ketiga angkatan laut AUKUS untuk memerintahkan dan mengendalikan kapal di sisi lain dunia dalam skenario realistis secara taktis," ungkap Direktur Pengembangan Angkatan Laut Inggris, James Parkin, dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 4 Oktober.

"Ini menunjukkan betapa dekatnya kami dengan mewujudkan ambisi kami untuk mewujudkan tim asli dari sistem berawak dan tanpa awak, yang mampu beroperasi dan berlaku di mana pun di planet ini, dari dasar laut hingga ruang angkasa," lanjutnya.

Eksperimen yang dijuluki "Maritime Big Play" ini juga menguji peralatan tanpa awak lainnya dalam skenario operasional tiruan.

Ini termasuk menjatuhkan muatan dari pesawat tak berawak, dengan tujuan akhir membawa teknologi tanpa awak ke garis depan dengan cepat.

Negara-negara AUKUS merencanakan eksperimen lebih lanjut akhir tahun ini, yang melibatkan sekitar 30 sistem dalam demonstrasi berskala besar di Indo-Pasifik, ungkap Angkatan Laut Inggris.

Diketahui, negara-negara AUKUS telah memperdalam kolaborasi mereka tahun ini, termasuk reformasi yang diumumkan pada Bulan Agustus untuk menghilangkan hambatan perdagangan pertahanan yang signifikan.

Sementara itu, Tiongkok menyebut pakta AUKUS berbahaya dan memperingatkan pakta itu dapat memicu perlombaan persenjataan regional.