Bagikan:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menyebut ada tiga faktor yang membuat elektabilitas pasangan Pramono Anung-Rano Karno meningkat. Salah satunya, mereka dianggap mampu menunjukkan sebagai bagian dari etnis Betawi.

Hal ini disampaikan Jamiluddin menanggapi hasil survei Poltracking Indonesia yang menyebut elektabilitas pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jakarta nomor urut 3 itu naik secara signifikan.

“Pertama, pasangan Pram-Rano mengidentifikasi diri sebagai bagian dari etnis Betawi. Hal ini memberikan kesan positif bagi etnis Betawi,” kata Jamiluddin di Jakarta, Sabtu, 28 September.

Jamiluddin bilang identifikasi ini berhasil dilakukan karena Rano adalah figur yang melestarikan budaya Betawi. “Hal itu dipersepsi masyarakat sejak lama,” tegasnya.

“Sejak ditayangkannya sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Persepsi itu sampai sekarang masih membekas di sebagian besar Jakarta. Hal itu diperkuat saat berkampanye, Rano tetap menggunakan dialek Betawi termasuk aksesori yang dikenakannya,” sambung Jamiluddin.

Faktor berikutnya adalah pendukung Anies Baswedan yang dinilai mulai mengalihkan dukungan kepada Pram-Rano. Mereka tidak mendukung Ridwan Kamil-Suswono karena merasa partai di belakang pasangan ini membuat eks Gubernur DKI Jakarta tidak bisa kembali mencalonkan diri.

“Hal itu mereka lakukan agar RK-Suswono kalah,” ungkapnya.

Terakhir, kata Jamaluddin, karena pendukung Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang akan mendukung pasangan ini. Dia memprediksi para Ahoker bakal memberikan suaranya untuk Pram-Rano.

“Bahkan pendukung Ahok yang tampaknya membuat elektabilitas Pram-Rano melejit sebab mereka juga membantu mengampanyekan Pram-Rano sehingga elektabilitasnya meningkat signifikan,” jelas pengamat ini.

Adapun Poltracking Indonesia merilis hasil survei terkait calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Elektabilitas pasangan RK-Suswono dan Pram-Rano terasa sangat kompetitif.

Tercatat RK-Suswono meraih angka elektabilitas 47,5 persen dan disusul Pramono Anung-Rano Karno 31,5 persen.

Sedangkan pasangan cagub-cawagub nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mendapat 5,1 persen. Meskipun demikian, terdapat 15,9 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei Poltracking Indonesia ini dilakukan pada 9-15 September 2024 terhadap 1.200 responden. Pengambilan responden dilakukan dengan metode stratified multistage random sampling.

Responden yang ikut dalam survei ini adalah kelompok usia minimal 17 tahun atau yang sudah menikah dan mempunyai hak pilih di Pilgub Jakarta 2024.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan teknologi aplikasi. Margin of error survei plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.