Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa dapat segera diselesaikan, untuk meningkatkan daya saing produk dan investasi kedua belah pihak.

Dirjen Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri RI Umar Hadi mengatakan, CEPA itu memfasilitasi, supaya daya saing produk Indonesia di Eropa lebih baik, serta sebaliknya produk-produk Eropa di Indonesia juga daya saingnya lebih baik.

"CEPA belum tuntas bukan berarti dagang enggak bisa," kata Duta Besar Umar Hadi, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat 27 September.

"Kita punya ekspektasi CEPA bisa kita selesaikan, karena sudah 19 putaran, sudah sekian tahun dilakukan perundingan, ada ekspektasi yang besar, harapan yang besar bisa selesai. Kita rasanya sudah memberikan konsesi begitu banyak, kita harapkan Uni Eropa punya semangat yang sama," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, CEPA sangat penting dan berharap bisa segera diselesaikan.

"Kami terus mendorong segera menyelesaikan perjanjian ini. Ini bukan suatu hal yang mudah, semoga ini bisa terselesaikan," jelasnya.

Menurutnya, selain akan membantu akses produk Indonesia keluar, CEPA juga dapat membuka peluang investasi.

"Tanpa IEU-CEPA, Indonesia dapat kehilangan nilai ekspor ke Uni Eropa sebesar 1,6 miliar dolar AS," jelasnya.

Dikatakannya, pelaku usaha padat karya seperti tekstil, garment dan sepatu termasuk yang mendorong selesainya pembahasan IEU-CEPA, karena harus bersaing dengan negara lain, sementara export demand-nya menurun.

Shinta mengingatkan kompetisi dengan negara lain, seperti Vietnam yang sudah menyepakati CEPA dengan Uni Eropa yang tidak hanya terbantu dari sisi perdagangan, tapi juga dari sisi investasi.

"Semoga bisa segera diselesaikan sehingga peluang investasi semakin besar," harapnya.

Diketahui, perundingan IEU-CEPA yang telah memasuki putaran ke-19, sudah digelar selama bertahun-tahun, namun belum terselesaikan dan berjalan alot.

Menko Perekonomian Arlanggar Hartarto mengatakan awal pekan ini, ada tiga isu utama yang diminta untuk segera diselesaikan. Pertama, Uni Eropa menginginkan Indonesia melonggarkan kebijakan impor bagi produk-produk yang berasal dari Eropa. Kedua, kebijakan pembatasan ekspor berupa pengenaan bea keluar, terakhir terkait perpajakan digital, dikutip dari Antara.