Perundingan Kerja Sama Indonesia dan Uni Eropa Ditargetkan Selesai Awal 2024
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia dan Brunei Darussalam H.E. Denis Chaibi. Kunjungan tersebut dalam rangka perkenalan Dubes Chaibi baru menjabat menggantikan Dubes UE yang sebelumnya, H.E Vincent Piket.

Airlangga dan Chaibi membahas perkembangan serta tindak lanjut hubungan kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa, antara lain terkait dengan progres perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), kebijakan hilirisasi di Indonesia, serta situasi politik kedua pihak yang akan menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2024 mendatang.

Chaibi menyambut baik perkembangan hubungan UE dengan Indonesia dan mengapresiasi iklim investasi yang semakin baik di Indonesia. “Indonesia is the engine of growth,” ujar Chaibi dalam keterangan resminya, Selasa 28 November.

Saat ini, Indonesia menjadi salah satu destinasi diversifikasi investasi negara-negara anggota UE. Hal ini terefleksikan pada nilai perdagangan dan investasi dengan tiga negara anggota utama UE yakni Spanyol, Prancis, dan Jerman.

Prioritas kedua negara saat ini adalah penyelesaian perundingan Indonesia-EU CEPA yang sudah berlangsung selama 7 tahun. Airlangga menekankan bahwa perundingan putaran ke-16 yang akan diselenggarakan pada awal Desember 2023 merupakan “golden time” untuk menyelesaikan perundingan secara substantif mengingat Indonesia dan UE akan memasuki tahun politik pada 2024.

“Sudah disampaikan oleh kedua leaders di beberapa kesempatan sejak tahun lalu, bahwa target penyelesaian perundingan IEU-CEPA secara substantif adalah di akhir tahun 2023 atau paling lambat di awal tahun 2024. Indonesia juga sudah memiliki high-level mandate yang jelas dari Presiden RI terkait lima isu kebijakan strategis pada IEU-CEPA,” tegas Airlangga.

Sehubungan dengan kebijakan hilirisasi di Indonesia, UE berharap concern masing-masing pihak terkait kebijakan hilirisasi critical raw minerals tidak menghambat proses penyelesaian IEU-CEPA.

Kedua pihak secara realistis berharap untuk dapat memaksimalkan perundingan dan mencapai perkembangan yang signifikan pada putaran ke-16.